AS Deteksi Kasus Pertama Cacar Monyet yang Menyebar di Eropa

Pusat Pengendalian Penyakit dan Departemen Kesehatan Masyarakat Massachusetts yang mengkonfirmasi pada Rabu (18/5), telah meminta dewan kesehatan setempat untuk mengidentifikasi siapa saja yang melakukan kontak dengannya, bersikeras bahwa kasusnya tidak menimbulkan risiko bagi publik, dan pasien tersebut dilaporkan dirawat di rumah sakit dan dalam kondisi baik.

Kasus ini adalah yang pertama muncul di AS tahun ini dan muncul setelah adanya peringatan oleh otoritas Spanyol tentang potensi wabah virus di antara 23 orang di Madrid, seperti dikutip dari AFP, Kamis (19/5).

Sementara biasanya menyebar melalui transmisi pernapasan, juru bicara departemen kesehatan regional Madrid menduga wabah lokal didorong oleh "kontak cairan," mencatat bahwa delapan dari kasus yang dicurigai ditemukan pada pria penyuka sesama jenis.

Sekitar 20 kasus dugaan cacar monyet juga muncul di antara pria muda Portugis di dan sekitar Lisbon minggu ini, dan sejumlah kasus serupa telah dikonfirmasi di Inggris.

Dari tujuh kasus di Inggris yang dikonfirmasi pada hari Senin, empat di antaranya yang terbaru terjadi pada pria gay atau biseksual, dan yang pertama melibatkan seseorang yang baru-baru ini berkunjung ke Nigeria, di mana infeksi itu kemungkinan tertular.

Monkeypox memiliki kesamaan dengan kedua cacar, virus mematikan yang dinyatakan diberantas pada tahun 1980, dan cacar air, penyakit anak yang umum. Ini dimulai dengan gejala seperti flu termasuk demam, sakit kepala, nyeri otot dan pembengkakan kelenjar getah bening, sebelum ruam muncul di wajah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya. Meskipun tidak dapat disembuhkan, biasanya ringan dan penderita biasanya pulih dalam beberapa minggu.

Ada dua bentuk cacar monyet - jenis Afrika barat dan Afrika tengah - dan kasus saat ini diyakini dari varietas Afrika barat yang lebih ringan. Dua kasus monkeypox didiagnosis tahun lalu di AS, keduanya pada orang yang baru saja bepergian ke Nigeria.

Virus ini sulit menyebar, dengan penularan biasanya terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh dan luka, pakaian yang terkontaminasi, atau kontak tatap muka yang berkepanjangan yang menyebabkan pertukaran tetesan pernapasan.