Pelantikan Ramos-Horta disambut oleh ribuan orang yang memadati Dilli. Bahkan sejak malam sebelum upacara pelantikan, kembang api dan tembakan meriam mewarnai langit ibukota.
Dalam pidatonya, peraih Nobel Perdamaian itu mengatakan akan membangun kembali persatuan nasional setelah Timor Leste dilanda kebuntuan politik berkepanjangan di parlemen.
Di samping itu, pria 72 tahun yang sebelumnya pernah menjabat sebagai presiden dan perdana menteri Timor Leste itu juga mengatakan agenda utama pemerintahannya adalah memperkuat hubungan dengan Indonesia, Australia, dan kawasan, ditambah China.
"Ini adalah niat kami untuk memperluas kerjasama bilateral dengan China," ujarnya, seperti dikutip
Reuters.
"Terutama di bidang pertanian organik yang berkelanjutan, industri kecil, perdagangan, teknologi baru, energi terbarukan, konektivitas, digitalisasi, kecerdasan buatan dan infrastruktur perkotaan dan pedesaan," tambah dia.
Kendati begitu, Ramos-Horta juga mengatakan akan terus membina hubungan khusus dengan Amerika Serikat (AS), dan mengadvokasi aksesi Timor Leste sebagai anggota ASEAN.
Ramos-Horta meraih kemenangan dalam putaran kedua pada bulan lalu. Ia didukung oleh partai Kongres Nasional untuk Rekonstruksi Timor (CNRT) yang digawangi mantan presiden dan perdana menteri Xanana Gusmao.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: