Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Buka Perjalanan untuk Turis Asing, Thailand Dihadapkan pada Kekhawatiran Penyebaran Virus Cacar Monyet

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 23 Mei 2022, 14:09 WIB
Buka Perjalanan untuk Turis Asing, Thailand Dihadapkan pada Kekhawatiran Penyebaran Virus Cacar Monyet
Ilustrasi/Net
rmol news logo Perhatian serius ditunjukkan Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand terkait bermunculannya kasus cacar monyet. Kementerian mendirikan pusat operasi darurat untuk memantau penyebaran virus yang sampai saat ini telah menginfeksi lebih dari 100 orang dan dikonfirmasi di 12 negara.

Direktur Jenderal Departemen Pengendalian Penyakit (DDC), Opas Karnkawinpong mengatakan bahwa pusat akan terus mencermati perkembangan wabah, meskipun faktanya virus tersebut belum terdeteksi di Thailand.

Opas mengatakan Thailand perlu waspada karena negara itu telah dibuka kembali untuk pengunjung asing, yang kemungkinan dapat menyebarkan virus saat bepergian - terutama yang datang dari daerah endemik penyakit ini, seperti Afrika Tengah dan Barat.

Hingga saat ini diketahui bahwa infeksi telah dikonfirmasi di sembilan negara Eropa, termasuk Belgia, Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Portugal, Spanyol, Swedia dan Inggris serta Amerika Serikat, Kanada, dan Australia.

"Sejak 1-22 Mei, ada 13.142 kedatangan dari Inggris, 1.352 dari Spanyol, dan 268 dari Portugal," kata Opas mmengkonfirmasi, seperti dikutip dari Bangkok Post, Senin (23/5).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengadakan pertemuan darurat Jumat lalu untuk membahas wabah setelah lebih dari 100 kasus terdeteksi di Eropa.

Cacar monyet menyebabkan gejala yang mirip dengan cacar - yang telah diberantas pada tahun 1980 - meskipun seringkali tidak terlalu parah dan tidak menular.

Juru bicara pemerintah Thanakorn Wangboonkongchana mengatakan pada hari Minggu bahwa Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha telah menginstruksikan Kementerian Kesehatan Masyarakat untuk mengikuti perkembangan wabah cacar monyet dan mendidik masyarakat tentang penyakit tersebut untuk mencegah kepanikan.

Menurut DDC, cacar monyet ditularkan ke manusia melalui kontak dekat dengan orang atau hewan yang terinfeksi, meskipun penularan dari manusia ke manusia terbatas.

Hewan inangnya termasuk berbagai hewan pengerat dan primata non-manusia.

"Penyakit ini dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak dekat dengan cairan tubuh, tetesan pernapasan dan bahan yang terkontaminasi," kata DDC, menambahkan bahwa para ilmuwan percaya bahwa tidak mungkin cacar monyet akan menyebabkan pandemi seperti virus corona.

Direktur Institute of Dermatology of the Department of Medical Services, Mingkwan Wichaidit mengatakan gejala cacar monyet dapat meliputi demam, sakit tubuh, sakit kepala, kelelahan, ruam dan pembengkakan kelenjar getah bening, menambahkan gejala cenderung berlangsung dari dua hingga empat minggu.

"Menurut penelitian medis, tingkat kematian penyakit ini adalah sekitar 10 persen, dengan kematian sebagian besar disebabkan oleh komplikasi, seperti radang paru-paru, dehidrasi dan radang otak," kata Mingkwan.

"Vaksin Jynneos telah disetujui untuk cacar monyet," tambahnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA