Pada Senin (23/5), Presiden WHA, Ahmed Robleh Abdilleh mengatakan proposal yang dikirim 13 anggota WHO untuk partisipasi Taiwan sebagai pengamat tidak akan dimasukkan dalam agenda resminya.
Abdilleh mengatakan, keputusan itu mengikuti rekomendasi Komite Umum dalam pertemuan tertutup pada Minggu (22/5) yang membahas proposal tersebut.
Penolakan tersebut dinilai karena tekanan diplomatik China untuk mengisolasi Taiwan karena mengganggapnya sebagai bagian dari wilayah.
Taiwan dikeluarkan dari sebagian besar kelompok global karena keberatan Beijing. China bersikeras bahwa Taiwan tidak boleh diperlakukan sebagai negara merdeka karena menganggap pulau itu sebagai provinsinya sendiri.
Sementara itu, Taiwan berpendapat pengecualiannya dari WHO telah menghambat upaya untuk memerangi pandemi Covid-19, meskipun diizinkan untuk menghadiri beberapa pertemuan teknis WHO.
"Landasan politik dan hukum untuk partisipasi Taiwan dalam WHA tidak ada lagi. Manipulasi politik ini hanya akan ditentang oleh semua pihak," kata Duta Besar China untuk PBB, Chen Xu di Jenewa, seperti dikutip
Reuters.
Sidang WHA tahun ini diikuti oleh ribuan delegasi, termasuk hampir 100 dari China. Di dalamnya akan membahas reformasi utama, seperti perubahan pendanaan WHO.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: