Presiden Joe Biden mengatakan pada Selasa (23/5) bahwa sanksi itu diluncurkan oleh AS dan sekutu-sekutunya terhadap Moskow karena kebiadaban Rusia.
"Presiden Rusia Vladimir Putin berusaha menghilangkan 'identitas Ukraina' karena dia tidak dapat menempati (Ukraina)," kata Biden saat berbicara pada konferensi pers bersama di Tokyo dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Senin (23/5) seperti dikutip dari AFP.
Biden nampaknya ingin menekankan bahwa sanksi akan diluncurkan sekutu AS terhadap siapa pun yang berusaha membuat kekacauan, termasuk kepada China yang dikhawatirkan akan melakukan serangannya kepada Taiwan.
"Jika sanksi tidak terus dipertahankan dalam banyak hal, lalu sinyal apa yang dikirimkan ke China tentang biaya yang harus dikeluarkan saat mereka berusaha merebut Taiwan dengan paksa?" ujar Biden.
Sanksi keras yang diluncurkan untuk Rusia tentu berdampak pada ketahanan pangan dan kemungkinan resesi. Untuk hal ini Biden mengakui bahwa resisi di AS pun tidak dapat dihindari.
"Tidak," kata Biden kepada wartawan, terlepas kekurangan pasokan yang sebagian disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina.
Ekonomi Amerika sedang memiliki "masalah" menurutnya, tetapi dibandingkan negara lain, masih bisa dikatakan dalam posisi yang cukup aman.
"Kami memiliki masalah yang dimiliki seluruh dunia," kata Biden, "tetapi tidak seberapa."
Biden mengakui terdapat dampak kekurangan pasokan yang parah dan harga energi yang tinggi yang dirasakan masyarakat AS, tetapi pemerintahannya berupaya untuk membuat segalanya menjadi lebih baik meskipun perlu waktu.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: