Hal itu terungkap saat Menteri Energi Alexander Nikolov mengatakan dalam sebuah wawancara dengan saluran BTV akhir pekan ini. Ia mengatakan bahwa pejabat Uni Eropa telah menjelaskan bahwa pembayaran dalam mata uang Rusia merupakan pelanggaran sanksi.
"Sofia mengharapkan Komisi Eropa untuk memberikan instruksi lebih lanjut," katanya, seperti dikutip dari
RT, Rabu (25/5).
“Tingkat solidaritas dan persatuan harus setinggi mungkin. Jika ada pengecualian, kami akan meninjaunya dan melihat apa efeknya pada keseluruhan sistem,†jelas Nikolov.
Raksasa energi Rusia Gazprom menangguhkan ekspor gas ke Bulgaria dan Polandia pada akhir April setelah mereka menolak melakukan pembayaran dalam rubel. Bulgaria bergantung pada Rusia untuk hampir 90 persen gas alamnya, dengan sisanya berasal dari Azerbaijan.
Sementara itu, pekan lalu Jerman dan Italia mengizinkan perusahaan nasional untuk membuka rekening rubel dengan Gazprombank Rusia untuk mematuhi skema pembayaran gas alam baru dan menghindari pemutusan pasokan.
Langkah itu disetujui oleh Brussels setelah berdiskusi dengan Komisi Eropa dan tidak dianggap sebagai pelanggaran sanksi yang diberikan UE terhadap Moskow atas konflik di Ukraina.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: