Resolusi yang diusulkan AS itu merupakan tanggapan atas serangkaian uji coba rudal yang dilakukan oleh Korea Utara. Berdasarkan perhitungan suara pada Kamis (26/5), sebanyak 13 dari 15 anggota DK PBB mendukungnya.
Inisiatif AS ditujukan untuk memperkuat hukuman yang dijatuhkan terhadap pemerintah Korea Utara yang melarang uji coba semacam itu.
Sejak awal tahun ini, Korea Utara tercatat sudah melakukan 17 kali uji coba rudal, yang terbaru pada awal pekan ini.
Dua bulan lalu, AS mengumumkan niatnya untuk memperketat sanksi terhadap Pyongyang. Tetapi Washington tampaknya gagal meyakinkan Rusia dan China.
“Dunia menghadapi bahaya yang jelas dan sekarang dari DPRK (Korea Utara),†ujar Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield kepada DK PBB.
Ia mengatakan, Korea Utara tampaknya telah menafsirkan bahwa diamnya DK PBB mengenai sanksi dianggap sebagai "lampu hijau" untuk terus melakukan uji coba.
Namun, baik delegasi China dan Rusia bersikeras bahwa sanksi bukanlah tanggapan yang tepat. Alih-alih, mereka menyalahkan AS atas situasi saat ini karena tidak memberikan konsesi kepada Pyongyang yang telah membuka diri terhadap perdamaian.
Selama berbulan-bulan, Rusia dan China mendorong agar sanksi terhadap Korea Utara diperingan sebagai isyarat pemulihan hubungan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: