Pada Jumat (27/5), Inggris mengeluarkan usulan pernyataan pers untuk menekankan peran sentral ASEAN dalam memfasilitasi solusi damai untuk krisis Myanmar, dan menegaskan kembali seruan anggota dewan untuk melakukan dialog dengan semua pihak terkait.
"Namun, mereka menyatakan keprihatinan atas kemajuan terbatas terhadap Konsensus Lima Poin selama setahun sejak disepakati, dan menyerukan tindakan nyata untuk secara efektif dan sepenuhnya mengimplementasikan konsensus," kata pernyataan yang diusulkan.
Kendati begitu, pernyataan tersebut mendapatkan keberatan dari China dan Rusia atas beberapa bagian teksnya, seperti dimuat
The Associated Press.
Misi China di PBB mengatakan pihaknya mengusulkan penggunakan kata "lambat", alih-alih "terbatas" terkait kemajuan Konsensus Lima Poin.
Selain itu, ada beberapa istilah lain yang juga mendapatkan keberatan dari China, yang kemudian di-iya-kan oleh Rusia.
Pernyataan pers terkait situasi Myanmar muncul setelah utusan khusus ASEAN Prak Sokhoon dan utusan PBB Noeleen Heyzer memberikan pengarahan.
Myanmar berada di dalam krisis setelah pemerintahan sipil digulingkan oleh junta pada Februari tahun lalu. ASEAN sendiri mengeluarkan Konsensus Lima Poin tentang krisis Myanmar pada akhir April 2021.
Konsensus tersebut menyerukan penghentian segera kekerasan, dialog di antara semua pihak terkait, mediasi proses dialog oleh utusan khusus ASEAN, penyediaan bantuan kemanusiaan melalui jalur ASEAN, dan kunjungan utusan khusus ke Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak terkait.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: