Polisi mengatakan, kekacauan yang terjadi pada Sabtu (28/5) di kota Port Harcourt di Negara Bagian Rivers selatan bermula saat orang-orang mencoba memaksa masuk ketika organisasi gereja Majelis Raja setempat sedang menawarkan makanan dan hadiah untuk orang miskin di Port Harcourt Polo Club.
"Sayangnya, kerumunan menjadi kacau dan tak terkendali, dan semua upaya yang dilakukan oleh penyelenggara untuk membawa kewarasan terbukti gagal," kata polisi Negara Bagian Rivers dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari
AFP, Senin (30/5).
"Total 31 orang kehilangan nyawa dalam penyerbuan itu," lanjutnya.
Gambar yang diposting di media sosial dan diverifikasi oleh AFP menunjukkan keluarga menangis dan merawat orang yang terluka, banyak dari mereka anak-anak, di luar rumah sakit militer kota.
Saksi mata menggambarkan kepanikan yang terjadi, banyak yang dengan panik mendorong dan saling menginjak-injak ketika orang-orang yang mencoba masuk ke pintu masuk dipaksa mundur.
"Mereka memberi tahu orang-orang 'Kembali, kembali, kembali'," kata saksi mata bernama Chisom Nwachukwu.
"Beberapa orang yang mendorong dari belakang berbaris pada orang-orang itu," katanya.
Polisi mengatakan sedang melakukan penyelidikan kriminal atas insiden tersebut.
Koordinator wilayah selatan Badan Manajemen Darurat Nasional Godwin Tepikor mengatakan kepada AFP bahwa anggota gereja telah duduk di dalam ketika kerumunan orang bergegas masuk.
"Kerumunan besar dari luar masuk ke klub melalui gerbang sempit, mengakibatkan terinjak-injak," katanya.
Nigeria telah melihat beberapa tragedi penyerbuan atas distribusi makanan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk program makanan lembaga bantuan di negara bagian Borno utara di mana tujuh wanita diinjak-injak sampai mati tahun lalu.
Port Harcourt adalah pusat minyak utama di Nigeria, negara terpadat di Afrika dan produsen minyak terbesar di benua itu.
Terlepas dari kekayaan minyaknya, sebanyak empat dari 10 orang Nigeria hidup di bawah tingkat kemiskinan nasional, menurut Laporan Bank Dunia baru-baru ini.
Krisis Ukraina juga telah mendorong naiknya biaya makanan dan bahan bakar di seluruh benua karena pasokan gandum dan gas terpengaruh, dengan badan-badan bantuan memperingatkan tentang memburuknya kerawanan pangan di Afrika.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: