Direktur epidemiologi di Departemen Pengendalian Penyakit, Chakarat Pittayawonganon, mengatakan pada Senin (30/5), bahwa 12 orang itu adalah penumpang dan pramugari pada penerbangan yang sama dengan kasus yang dikonfirmasi.
Dikatakan mereka tetap tanpa gejala selama tujuh hari terakhir dan akan dipantau hingga hari ke-21, masa inkubasi penyakit.
Chakarat mengatakan kasus yang dikonfirmasi telah melakukan perjalanan dari Eropa dan menghabiskan dua jam dalam perjalanan. Mereka yang kontak dekat dengan kasus tersebut tidak berisiko tinggi karena penumpang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala selama masa transit.
"Sejauh ini belum ada kasus yang dikonfirmasi di Thailand," kata Chakarat, seperti dikutip dari
Bangkok Post, Selasa (31/5).
Hingha saat ini tercatat ada 139 kasus cacar monyet di Spanyol, 101 di Inggris, 74 di Portugal, 63 di Kanada, 22 di Jerman dan 13 di Amerika Serikat.
"Ada lebih banyak pasien di banyak negara," kata Chakarat.
Dia mengatakan bahwa cacar monyet bukanlah penyakit menular yang berbahaya dan dinilai sebagai penyakit menular yang membenarkan pengawasan, seperti malaria dan demam berdarah dengue.
Gejala cacar monyet termasuk demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, sakit tubuh, sakit punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, ruam, lecet dan koreng.
Untuk menghadang wabah, otoritas kesehatan Thailand terus mengawasi pendatang dengan gejala seperti itu dan mereka yang datang dari negara-negara di mana ada kasus - termasuk negara-negara Afrika, Spanyol, Kanada, Jerman, Portugal, Inggris, dan Amerika Serikat.
Para pejabat juga mencari mereka yang berhubungan dekat dengan hewan liar dan monyet yang didatangkan dari Afrika.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: