Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

AS Apresiasi Upaya Kerajaan Arab Perpanjang Gencatan Senjata di Yaman

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 31 Mei 2022, 14:04 WIB
AS Apresiasi Upaya Kerajaan Arab Perpanjang Gencatan Senjata di Yaman
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan/Net
rmol news logo Pemerintah Amerika Serikat menyampaikan terima kasihnya atas upaya Kerajaan Arab Saudi memperpanjang gencatan senjata di Yaman.

Hal itu terungkap dalam pembicaraan telepon antara Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan dan rekannya Antony Blinken dari AS, Senin (30/5) waktu setempat.

Arab Saudi dan Yaman menyepakati gencatan senjata dua bulan yang dimulai pada awal April dan bertepatan dengan bulan suci Ramadhan.

Pembicaraan untuk memperpanjang gencatan senjata melewati akhir Mei telah berlangsung selama beberapa minggu, menurut Utusan Khusus PBB untuk Yaman Hans Grundberg.

Itu adalah jeda pertama dalam kekerasan sejak perang saudara pecah pada 2014, dengan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab melakukan intervensi di pihak pemerintah yang diakui secara internasional pada 2015.

"Gencatan senjata sebagian besar telah bertahan meskipun ada beberapa laporan kekerasan," kata Grundberg pada 17 Mei, seperti dikutip dari AP, Selasa (31/5).

Berkat gencatan senjata tersebut kini bantuan kemanusiaan telah dapat mencapai garis depan yang sebelumnya tidak dapat diakses, dan penerbangan komersial pertama dari ibu kota Sanaa dalam hampir enam tahun dapat lepas landas.

Pemerintah Yaman juga memberikan izin kepada kapal yang mengirimkan bahan bakar ke pelabuhan Hodeida, mengurangi krisis bahan bakar di Sanaa dan sekitarnya.

Selain masalah konflik Yaman, Blinken dan Pangeran Farhan membahas berbagai masalah lain termasuk upaya untuk mencegah ancaman ekonomi, lingkungan, dan kemanusiaan yang ditimbulkan oleh kapal tanker minyak Safer di Laut Merah.

Kapal tanker tua itu menampung lebih dari satu juta barel minyak dan telah berlabuh di lepas pantai Yaman selama lebih dari 30 tahun.

PBB dalam leporannya mengatakan pemeliharaan dan pembongkaran dihentikan ketika perang dimulai, dan itu dianggap sebagai ancaman ekologis utama karena risiko tumpahan minyak yang signifikan yang dapat menghancurkan komunitas nelayan.

Rencana aksi untuk mentransfer minyak dari kapal yang membusuk ke kapal yang lebih baru telah digariskan oleh PBB dan sedang menunggu dana yang dibutuhkan untuk melaksanakannya.

Blinken juga menggarisbawahi seruan pentingnya dukungan internasional untuk Ukraina dan perlunya tanggapan global untuk menanggapi krisis ketahanan pangan akibat kekerasan tersebut.

Keduanya juga membahas tantangan yang ditimbulkan oleh program nuklir Iran dan perilaku negara yang tidak stabil di kawasan, dan peluang untuk kerja sama yang lebih besar dalam isu-isu regional. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA