Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Biarkan Kelompok PKK Bergerak Bebas, Turki Panggil Dubes Jerman dan Prancis

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 01 Juni 2022, 06:46 WIB
Biarkan Kelompok PKK Bergerak Bebas, Turki Panggil Dubes Jerman dan Prancis
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu/Net
rmol news logo Turki melalui Kementerian Luar Negerinya telah memanggil duta besar Jerman dan Prancis untuk mengeluarkan nota protes atas bebasnya aktivitas Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dianggap kelompok teroris oleh Ankara di kedua negara itu.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Dalam sebuah wawancara dengan Anadolu Agency pada Selasa (31/5), Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu menyatakan bahwa Turki prihatin dengan meningkatnya kegiatan baru-baru ini dilakukan oleh PKK dan organisasi teroris lainnya di Prancis dan Jerman, setelah kelompok itu menggelar demonstrasi di kedua negara.

“Kita berbicara tentang aksi unjuk rasa di mana simbol dan bendera teroris didemonstrasikan. Para duta besar Jerman dan Prancis kemarin dipanggil ke Kementerian Luar Negeri. Mereka diberikan catatan mengenai tindakan organisasi teroris tersebut. Kami memberi mereka peringatan keras,” kata Cavusoglu.

Cavusoglu tidak secara khusus menyebutkan aksi mana yang mendorong tanggapan Ankara, tetapi nampaknya dia merujuk pada Long Marches yang saat ini diadakan oleh gerakan Pemuda Kurdi di Jerman, Prancis, Yunani, Inggris, Swedia, dan Swiss.

Pawai, yang dimulai pada Minggu (29/5) dan diperkirakan akan berlangsung selama beberapa hari, diadakan sebagai protes atas dugaan invasi negara Turki dan “serangan genosida” terhadap Kurdistan �" wilayah separatis yang secara kasar tersebar antara Turki, Suriah, Irak dan Iran.

Gerakan ini menyerukan kebebasan pemimpin Kurdi Abdullah Ocalan dan menyatakan solidaritas dengan gerilyawan yang saat ini memerangi pasukan Turki di Kurdistan Selatan (Irak Utara).

Komentar Cavusoglu muncul saat dia menjelaskan mengapa Turki terus menentang keanggotaan Swedia dan Finlandia ke NATO. Ia menegaskan kembali posisi Anakara bahwa mereka tidak akan menyetujui keanggotaan negara-negara Nordik sampai mereka memenuhi tuntutan Turki untuk menghentikan semua dukungan untuk kelompok teroris.

Dia menunjuk pada fakta bahwa kedua negara terus memberikan bantuan politik, militer dan ekonomi kepada kelompok-kelompok teroris seperti PKK, cabang Suriahnya YPG, dan FETO, yang diyakini Ankara berada di balik percobaan kudeta pada 2016.

Cavusoglu juga mencatat bahwa kedua negara menolak untuk mengekstradisi anggota organisasi ini, meskipun mereka menghadapi tuntutan di Turki.

Cavusoglu juga berterima kasih atas upaya Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg untuk membuat Turki mengadakan pertemuan dengan Finlandia dan Swedia di markas aliansi beberapa hari lalu. Namun, Ankara memiliki cara sendiri dalam melakukan sesuatu.

“Kami tidak menentang diplomasi untuk penyelesaian masalah ini. Kami berterima kasih kepada Sekjen atas usahanya. Tapi kami telah menyerahkan dua negara ini dokumen resmi tentang tuntutan kami. Kami tidak dapat mengadakan pertemuan lagi sebelum kami menerima jawaban, ” katanya.

Pada Minggu (29/5), pemimpin Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan bahwa, selama dia menjadi presiden, negaranya tidak akan pernah mengizinkan negara mana pun yang mendukung terorisme untuk bergabung dengan aliansi NATO, menegaskan kembali bahwa Turki tidak akan memberikan lampu hijau kepada Finlandia dan Swedia sampai mereka benar mengatasi kekhawatiran Ankara. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA