Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Laporan Dewan Pengungsi Norwegia: 10 Negara Afrika Alami Krisis Pengungsi Paling Diabaikan di Dunia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 02 Juni 2022, 15:18 WIB
Laporan Dewan Pengungsi Norwegia: 10 Negara Afrika Alami Krisis Pengungsi Paling Diabaikan di Dunia
Ilustrasi/Net
rmol news logo Dewan Pengungsi Norwegia menerbitkan laporan mengenai krisis pengungsi, di mana ada sepuluh negara yang masuk dalam kategori 'paling diabaikan'.

Negara-negara dengan krisis yang paling diabaikan dalam laporan tersebut adalah Republik Demokratik Kongo (DRC), Burkina Faso, Kamerun, Sudan Selatan, Chad, Mali, Sudan, Nigeria, Burundi dan Ethiopia.

Perang Rusia di Ukraina yang berlangsung saat ini telah menambah daftar panjang tentang krisis pengungsi, tetapi tentu saja ini terlihat jauh berbeda.

Kepala kelompok bantuan Jan Egeland mengatakan, "Dengan perang yang berlangsung di Eropa di Ukraina, saya khawatir penderitaan Afrika akan semakin terdesak."

Sepuluh negara yang masuk dalam daftar DRC telah diteliti dan dewan mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa terhadap 10 negara ini orang-orang memberlakukannya berbeda, di mana dengan sangat kebetulan 10 negaratersebut semuanya berada di Afrika.

"Kurangnya kemauan politik masyarakat internasional untuk mencari solusi, kurangnya liputan media, dan pendanaan untuk kebutuhan kemanusiaan," kata Egeland, mengungkapkan penyebab krisis yang melanda 10 negara tersebut.

Di Afrika Barat, Burkina Faso, yang kini memiliki lebih dari 1,75 juta orang terlantar, terutama di utara negara yang dilanda serangan jihadis, berada di posisi ke-2, di depan Kamerun, Sudan Selatan, Chad, Mali, Sudan, Nigeria, Burundi.dan Etiopia.

"Ini adalah salah satu krisis kemanusiaan terburuk abad ini. Namun orang-orang di dalam dan di luar Afrika yang memiliki kekuatan untuk mengubah ini, justru menutup mata terhadap gelombang serangan brutal dan ditargetkan terhadap warga sipil yang menghancurkan komunitas," menurut laporan tersebut.

Kelaparan meningkat di sebagian besar negara-negara ini, terutama karena memburuknya situasi pangan mereka oleh kenaikan harga gandum dan bahan bakar yang disebabkan oleh perang di Ukraina.

Selain itu, beberapa negara donor sedang memutuskan atau mempertimbangkan untuk mengurangi bantuan mereka ke Afrika untuk mengalihkan dana ke Ukraina dan penerimaan pengungsi di negara mereka, katanya.

“Perang di Ukraina telah menunjukkan kesenjangan besar. Jutaan orang yang menderita dalam diam dalam krisis di benua Afrika ini yang telah dipilih dunia untuk diabaikan,” kata Egeland.

Tidak ada pertemuan tingkat tinggi atau konferensi donor tentang krisis kelaparan DRC atau konflik di timur negara itu, dan hanya 44 persen dari 2 miliar dolar AS yang diminta oleh PBB untuk bantuan kemanusiaan diterima.

Sebaliknya, NRC menggarisbawahi bahwa hanya butuh satu hari di bulan Maret ini untuk permohonan kemanusiaan agar pengungksi Ukraina sepenuhnya didanai.

Padahal, perang di Ukraina telah berkontribusi pada kenaikan biaya bahan bakar dan makanan di banyak negara di Afrika. Impor gandum mencapai 90 persen dari perdagangan Afrika senilai 4 miliar dolar AS dengan Rusia dan hampir setengah dari perdagangan benua itu senilai 4,5 miliar dolar AS dengan Ukraina, menurut Africa Development Bank (AfDB).

Kelompok bantuan tersebut menyerukan “perhatian yang memadai” dari Dewan Keamanan PBB dan badan-badan internasional lainnya untuk sepuluh negara yang diabaikan tersebut, dan bukan hanya janji-janji belaka. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA