Zhao dalam konferensi pers Senin (6/6) mengecam komentar Blinken dan balik menyebut bahwa pelaku "diplomasi paksaan" sebenarnya adalah Amerika.
"Amerika Serikat yang terlibat dalam diplomasi paksaan," kata Zhao, seraya menambahkan bahwa China tidak pernah menggunakan tindakan pemaksaan apa pun dan dengan tegas menentang negara lain mana pun yang melakukannya, seperti dikutip dari
Xinhua, Selasa (7/6).
"Ketika kedaulatan dan martabat nasional China dipaksa atau disalahgunakan, China mengambil tindakan balasan yang masuk akal dan sah untuk membela hak dan kepentingannya yang sah dan menegakkan keadilan dan keadilan internasional," lanjutnya.
Lebih lanjut Zhao memberikan sejumlah contoh praktik "diplomasi paksaan" yang dilakukan AS. Ia mengutip praktik seperti menekan Huawei China dan perusahaan asing lainnya secara tidak hati-hati, dan memaksa negara-negara untuk memihak dalam konflik Rusia-Ukraina, sementara sering mengancam akan menggunakan sanksi sepihak dan sanksi jangka panjang.
Terlebih lagi, tambahnya, ketika China dan Kepulauan Solomon menandatangani kesepakatan kerja sama keamanan berdasarkan saling menghormati, kesetaraan, dan saling menguntungkan, Amerika Serikat segera menekan negara-negara kepulauan Pasifik Selatan untuk menghalangi kerja sama normal dengan China.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: