Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dituding Tidak Peduli, China ke Sri Lanka: Kami Siap Membantu Menangani Beban Utang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 09 Juni 2022, 08:59 WIB
Dituding Tidak Peduli, China ke Sri Lanka: Kami Siap Membantu Menangani Beban Utang
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian/Net
rmol news logo Pernyataaan Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa bahwa negaranya tidak lagi mendapat perhatian dari Beijing dikomentari juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian.

Berbicara dalam konferensi pers Rabu (8/6) waktu setempat, Zhao mengatakan China bersedia memainkan peran aktif dalam membantu Sri Lanka menangani beban utangnya bersama dengan negara-negara lain dan organisasi internasional.

Sebelumnya Rajapaksa baru-baru ini mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa, China tampaknya mengalihkan fokus strategisnya ke Asia Tenggara dan Afrika, mencatat bahwa negara-negara Asia Selatan dalam kesulitan keuangan tidak mendapatkan perhatian yang sama dari Beijing seperti sebelumnya.

Menanggapi pernyataan itu, Zhao mengatakan bahwa setelah pemerintah Sri Lanka mengumumkan penangguhan pembayaran utang luar negeri, lembaga keuangan China mengambil inisiatif untuk berkonsultasi dengan pihak Sri Lanka dan menyatakan kesediaan mereka untuk menangani obligasi dan utang terkait China yang jatuh tempo dengan benar dan membantu Sri Lanka mengatasi kesulitan saat ini.

"China menyerukan Sri Lanka untuk melindungi hak-hak sah mitra investasi asing dan memastikan operasi pasar domestiknya yang stabil," kata Zhao, seperti dikutip dari Xinhua, Rabu (9/6).

Memperhatikan bahwa China adalah tetangga ramah tradisional Sri Lanka, Zhao mengatakan bahwa pihaknya telah mengikuti dengan cermat kesulitan dan tantangan yang dihadapi Sri Lanka dan telah membantu pembangunan ekonomi dan sosial negara Asia Selatan dalam kapasitasnya.

"China telah memberikan beberapa gelombang bantuan kepada orang-orang Sri Lanka, termasuk 500 juta yuan (sekitar 74,9 juta dolar AS) dalam bantuan kemanusiaan," katanya.

"China sangat mementingkan mengembangkan hubungan bertetangga yang baik dengan negara-negara Asia Selatan," tambah juru bicara itu.

Zhao mengatakan bahwa sejarah sudah membuktikan bahwa China selalu berdiri kokoh bersama negara-negara Asia Selatan dalam menghadapi bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami, serta tantangan global seperti krisis keuangan dan pandemi Covid-19.

"Dalam keadaan saat ini, China akan bekerja dengan negara-negara terkait untuk mengatasi risiko dan tantangan, bersama-sama membangun Sabuk dan Jalan dengan kualitas tinggi, menjaga momentum keamanan, stabilitas, kerja sama dan pembangunan yang baik di kawasan, dan membawa lebih banyak manfaat bagi rakyat," ujarnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA