Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ganja Dilegalkan, Thailand Siap Edukasi Masyarakat Cara Menggunakannya dengan Benar

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 09 Juni 2022, 10:15 WIB
Ganja Dilegalkan, Thailand Siap Edukasi Masyarakat Cara Menggunakannya dengan Benar
Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand (FDA)/Net
rmol news logo Dihapuskannya ganja oleh Thailand dari kategori narkotika telah menimbulkan kekhawatiran baru, termasuk peningkatan kecanduan narkoba.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Hal itu disadari Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand.

"Penggunaan ganja yang tidak tepat dapat menyebabkan peningkatan pengguna narkoba," kata Kiattiphum Wongrajit, sekretaris tetap kementerian, seperti dikutip dari Bangkok Post, Kamis (9/6).

"Beberapa orang mungkin menggunakan ganja secara berlebihan atau mencampurnya dengan zat narkotika lainnya," katanya.

Untuk itu, katanya, kementerian akan membuat sistem untuk memantau mereka yang mungkin memiliki masalah mental yang disebabkan oleh penggunaan ganja yang salah.

"Kami akan memiliki tim psikiater di setiap provinsi untuk menawarkan bantuan. Kami juga akan membentuk tim lain untuk menyelidiki kasus kecelakaan di jalan yang dapat dikaitkan dengan penggunaan ganja," kata Kiattiphum.

"Kita perlu menyiapkan langkah-langkah pencegahan terhadap penggunaan ganja yang tidak tepat," lanjutnya.

Ia juga memastikan bahwa kementerian sudah membentuk komite komunikasi ganja yang diketuai oleh sekretaris tetap kementerian yang akan mendidik masyarakat tentang cara menggunakan ganja dengan benar untuk alasan kesehatan atau komersial.

"Komite komunikasi tidak akan mencakup penggunaan rekreasi yang dapat mengakibatkan kecanduan narkoba," katanya.

Dia juga menambahkan bahwa meskipun ganja tidak lagi dikategorikan sebagai narkotika, dan orang dapat menanamnya secara legal, mereka perlu memberi tahu pihak berwenang setempat tentang perkebunan ganja apa pun.

Sementara itu Panthep Puapongpan, juru bicara komite komunikasi ganja, menepis kekhawatiran akan adanya kecanduan ganja.

Ia mengatakan bahwa kemungkinan kecanduan ganja rendah, atau sekitar 8 persen jika dibandingkan dengan rokok dan minuman beralkohol. Panthep mengatakan ganja memiliki lebih banyak manfaat daripada efek berbahaya, itulah alasan mengapa ganja telah dihapus dari daftar narkotika.

"Makan makanan dengan jumlah ganja yang berlebihan lebih berbahaya daripada merokok ganja," kata Panthep.

"Ini memiliki efek samping seperti serangan panik, detak jantung yang cepat dan tekanan darah tinggi. Tapi saya yakin tidak ada restoran yang akan menggunakannya dengan cara yang salah karena pelanggan tidak akan kembali jika mereka mengalami efek samping," katanya.

Pihak berwenang, katanya, akan mengedukasi masyarakat tentang cara menggunakan ganja dengan benar.

Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand (FDA), ada 1.181 produk herbal dan obat tradisional yang menggunakan ganja. Nilai produk ganja bisa mencapai 15 miliar baht pada 2026.

Sementara itu pada hari Rabu, parlemen meloloskan pembacaan pertama undang-undang ganja dan rami dengan 373 suara mendukung, tujuh menentang, dan 23 abstain. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA