Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sikap China dan Rusia Mengkhawatirkan, Jepang Siap Berada di Garis Depan Jika Ada Yang Mengubah Norma Internasional

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 11 Juni 2022, 13:16 WIB
Sikap China dan Rusia Mengkhawatirkan, Jepang Siap Berada di Garis Depan Jika Ada Yang Mengubah Norma Internasional
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyampaikan pidato utama di forum Dialog Shangri-la IISS di Singapura pada 10 Juni/Net
rmol news logo Jepang menyoroti kekhawatiran yang meningkat atas ketegangan China-Taiwan.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Dalam pidatonya pada pertemuan keamanan Dialog Shangri-La di Singapura, Jumat (10/6), Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi menyinggung bagaimana China memantau perkembangan krisis yang terjadi di Ukraina untuk ia terapkan saat harus menyerang Taiwan.
Sikap China dan Rusia ini yang akhirnya mempertajam kekhawatiran keamanan di Asia Timur. Kishi mengatakan dalam komentar yang luar biasa keras, bahwa Jepang berada di garis depan ketika tetangga mencoba untuk mengubah norma-norma internasional.

"Dunia harus siap menghadapi munculnya entitas yang menginjak-injak perdamaian dan keamanan negara lain dengan kekerasan atau ancaman tanpa menghormati aturan," katanya, seperti dikutip dari Arab News.

Dia tidak menyebut nama China dalam pidatonya, tetapi berulang kali menyerukan agar "tatanan internasional berbasis aturan" harus ditegakkan.

"Jepang dikelilingi oleh aktor yang memiliki, atau sedang mengembangkan, senjata nuklir, dan yang secara terbuka mengabaikan aturan," kata Kishi.

Pada bulan Mei, China dan Rusia melakukan patroli udara bersama di perairan dekat Jepang dan Taiwan, yang pertama sejak invasi Moskow ke Ukraina.

"Operasi militer gabungan antara dua kekuatan militer yang kuat ini tidak diragukan lagi akan meningkatkan kekhawatiran di antara negara-negara lain," kata Kishi.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida yang juga hadir dalam forum itu mengatakan, Jepang adalah negara yang cinta damai, lanskap keamanan regional dan global yang berubah telah mendorong Tokyo untuk menilai kembali posisi pertahanannya sendiri.

Ia kemudian memperingatkan, bahwa "Ukraina hari ini mungkin menjadi Asia Timur besok," karena kekhawatiran tumbuh bahwa China dapat menyerang Taiwan yang demokratis dan memiliki pemerintahan sendiri.

Para pejabat AS mengatakan mereka yakin China sedang memantau dengan cermat bagaimana invasi Rusia ke Ukraina berkembang untuk menilai rencana mereka sendiri ketika datang ke Taiwan.

Ketegangan telah meningkat di pulau itu, yang dipandang Beijing sebagai wilayahnya dan telah berjanji untuk merebutnya suatu hari nanti, dengan paksa jika perlu.

Kishida kemudian mengutip Jerman yang mengubah kebijakan keamanannya dengan menaikkan anggaran pertahanannya menjadi dua persen dari produk domestik bruto. Kemudian ada Finlandia dan Swedia yang meninggalkan netralitas tradisional mereka untuk mendorong keanggotaan NATO. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA