Prancis mengadakan pemilihan putaran pertama untuk Majelis Nasional negara itu (majelis rendah parlemen)pada Minggu (12/6). Hingga sore hari, jumlah pemilih tercatat mencapai 39,42 persen, seperti yang dilaporkan Kementerian Dalam Negeri.
"Selanjutnya, penting untuk tidak membiarkan Emmanuel Macron memaksakan proyek anti-sosialnya pada kami dan mendapatkan mayoritas mutlak yang akan memungkinkan dia melakukan apa pun yang dia inginkan tanpa Anda dan bahkan melawan Anda," tulis Le Pen di akun Twitter-nya, seperti dikutip dari DW.
Putaran pertama pemilihan parlemen merupakan ujian besar bagi Macron, yang baru saja menang atas kandidat sayap kanan Marine Le Pen dalam pemilihan presiden pada bulan April.
Macron berharap bisa mempertahankan mayoritas untuk memenuhi agenda transformatif yang dia janjikan di jalur kampanye, terutama di bidang ekonomi.
Namun proyeksi hari Minggu menunjukkan partai Macron dan sekutunya bisa mengalami kesulitan mendapatkan lebih dari setengah kursi di Majelis, dibandingkan lima tahun lalu, ketika mereka memenangkan 361 kursi.
Lembaga jajak pendapat memperkirakan bahwa sentris Macron bisa menang dari 255 menjadi lebih dari 300 kursi, sementara koalisi kiri yang dipimpin oleh Jean-Luc Melenchon bisa memenangkan lebih dari 200 kursi.
Jumlah pemilih pada pemilihan Minggu (12/6) mencapai rekor terendah untuk pemilihan parlemen, dengan kurang dari setengah dari 48,7 juta pemilih Prancis memberikan suara.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: