Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bangun Pagar Perbatasan Sepanjang 140 KM, Polandia Tolak Masuk Migran dari Belarusia dan Rangkul Pengungsi Ukraina

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 14 Juni 2022, 06:12 WIB
Bangun Pagar Perbatasan Sepanjang 140 KM, Polandia Tolak Masuk Migran dari Belarusia dan Rangkul Pengungsi Ukraina
Pagar pembatas Polandia-Belarusia/Net
rmol news logo Kisruh migran di perbatasan Polandia dan Belarusia masih terus menjadi konflik utama dua negara tetangga itu.

Polandia yang sejauh ini dikenal sebagai anti-migran, sejak Januari 2022 telah membangun pagar sepanjang 140 km di sepanjang perbatasannya dengan Belarus untuk mencegah migran masuk. Saat ini, pembangunan pagar  penghalang itu telah selesai, menurut Layanan Penjaga Perbatasan Polandia.

Dalam beberapa hari mendatang, pemasangan peralatan elektronik pada pembatas akan dimulai, seperti dilaporkan AFP.

Banyak kecaman yang ditujukan kepada Polandia karena sikap anti-migrasinya yang keras, termasuk "penolakan" para migran dari Timur Tengah yang sering berusaha memasuki negara itu melalui Belarus.

Namun, sejak perang di Ukraina dimulai, Polandia telah membuka tangannya untuk pengungsi Ukraina. Hingga kini, ada lebih dari empat juta pengungsi Ukraina yang ditampung negara itu.

Sementara, penjaga perbatasan terus mengekang arus migran ilegal dari Belarus. Pada 12 Juni, mereka menahan 15 warga negara Afrika yang mencoba masuk ke Polandia.

Polandia mengatakan akan menghapus zona larangan akses di perbatasannya dengan Belarus, tetapi akan terus membangun pagar di sepanjang perbatasan untuk mencegah migran masuk.

Tahun lalu Polandia menetapkan zona tersebut, sepanjang 400 kilometer (250 mil) dan kedalaman tiga kilometer, melarang non-penduduk, termasuk migran, pekerja bantuan, dan media, masuk wilayahnya dari daerah Belarusia

Krisis dengan migran ilegal dari Belarus dimulai setelah sanksi dari Uni Eropa dan sejumlah negara Barat pada Desember 2021 lalu. Para pejabat di Polandia, Lithuania, dan Latvia percaya, aliran migran adalah bagian dari perang hibrida melawan Uni Eropa oleh Belarus dan Rusia.

Layanan khusus Polandia memberikan bukti bahwa serangan di perbatasan dipimpin oleh Jenderal Layanan Penjaga Perbatasan Belarusia Podliniou. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA