Hal itu diungkapkan Presiden Emmanuel Macron dalam pernyataannya di acara pembukaan pameran senjata Eurosatory di Paris, Senin (13/6) waktu setempat.
"Prancis akan menyesuaikan rencana pengeluaran militer enam tahunnya setelah konflik Rusia-Ukraina," kata Macron, seperti dikutip dari
AFP.
Macron mengatakan dia sudah menginstruksikan pemerintah untuk melakukan penilaian ulang terhadap program pengeluaran militer dalam beberapa minggu mendatang, dengan mempertimbangkan konteks geopolitik.
"Prancis telah memasuki ekonomi perang di mana saya yakin kita akan menemukan diri kita untuk waktu yang lama," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa kampanye militer Rusia di Ukraina menciptakan kebutuhan tambahan untuk bergerak lebih cepat dan menjadi lebih kuat dengan biaya lebih rendah.
“Siapa pun yang meragukan urgensi upaya ini, kita hanya perlu melihat kembali Ukraina, yang tentaranya membutuhkan senjata berkualitas dan berhak mendapat tanggapan dari kami,†kata Macron.
Prancis dan anggota NATO lainnya memasok senjata ke Kiev, termasuk kendaraan lapis baja, rudal, dan drone.
Bulan lalu, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan bahwa Eropa akan meningkatkan pertahanannya setelah konflik Rusia-Ukraina. Dia mengatakan negara-negara UE telah mengumumkan peningkatan anggaran pertahanan mereka menjadi tambahan 200 miliar euro (209 miliar dolar AS ) di tahun-tahun mendatang.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: