Keprihatinan tersebut disampaikan lewat pernyataan bersama kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada Selasa (14/6), seperti dimuat
Al Jazeera.
"Kami sangat prihatin tentang situasi hak asasi manusia di Daerah Otonomi Uighur Xinjiang," kata Duta Besar Belanda untuk PBB, Paul Bekkers.
Bekkers mengatakan, sejumlah laporan kredibel menunjukkan bahwa lebih dari 1 juta orang Uighur dan minoritas Muslim lainnya telah ditahan secara sewenang-wenang.
Beijing sendiri mengakui adanya kamp-kamp di Xinjiang, tetapi menyebutnya sebagai pusat pelatihan keterampilan kejuruan untuk membasmi ekstremisme.
Dalam pernyataan bersamanya, 47 negara tersebut menyoroti berbagai laporan terkait penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi atau merendahkan martabat, seperti sterilisasi paksa, kekerasan seksual, kerja paksa, hingga pemisahan antara orangtua dan anak-anak mereka.
Bekkers mengatakan, mereka menyerukan kepada China agar segera mengakhiri penahanan sewenang-wenang terhadap Muslim Uighur dan minoritas lain.
Lebih lanjut, mereka juga meminta Beijing untuk mengirim penyelidik dan pakar PBB untuk melakukan investigasi situasi di Xinjiang.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: