Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Milorad Dodik: Konflik di Ukraina adalah Kebuntuan Rusia dengan Barat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 17 Juni 2022, 09:04 WIB
Milorad Dodik: Konflik di Ukraina adalah Kebuntuan Rusia dengan Barat
Pemimpin Serbia Bosnia Milorad Dodik/Net
rmol news logo Konflik di Ukraina adalah pertikaian global antara Rusia dan Barat, bukan konflik antara Moskow dan Kiev.

Pemimpin Serbia Bosnia Milorad Dodik mengulang pernyataan yang pernah diutarakan beberapa pengamat terkait krisis Ukraina.  Ia juga menyinggung serangkaian pasokan persenjataan untuk Ukraina yang dikirim negara-negara Eropa.

Pasokan tersebut cukup menjelaskan bahwa negara-negara itu mendukung perang, bukan mendukung perdamaian, menurutnya, yang bisa saja membuat Kremlin meluncurkan senjata terakhirnya yang mematikan.

"Rusia tidak dapat mengabaikan fakta bahwa senjata mematikan dapat dikerahkan sehingga dapat mencapai target dalam waktu dua menit," kata Dodik pada Kamis (16/6), saat ia hadir di Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg, sepeti dikutip dari Radio Liberty.

"Jadi, konflik bersenjata ini bukan konflik antara Rusia dan Ukraina, ini adalah kebuntuan kekuatan global," katanya, menambahkan bahwa Barat yang mengingkan itu semua.

Dodik pada pekan lalu mengumumkan bahwa perang di Ukraina telah memaksa nasionalis Serbia Bosnia untuk menunda rencana menarik wilayah mereka keluar dari lembaga nasional Bosnia-Herzegovina.

Dodik berbicara selama sesi parlemen entitas Serbia Bosnia yang dia serukan untuk menggalang dukungan terhadap Bosnia yang menjatuhkan sanksi pada Rusia atas invasinya ke Ukraina. Sejauh ini, orang Serbia di Bosnia-Herzegovina mendukung Rusia, sementara komunitas Bosnia mendukung Ukraina.

Dodik memicu krisis politik terburuk Bosnia sejak akhir perang 1990-an dan memicu sanksi terhadapnya dari London dan Washington setelah mengatakan akhir tahun lalu bahwa Republika Srpska akan menarik diri dari militer gabungan negara Balkan Barat.

Parlemen Republika Srpska pada bulan Desember memilih untuk mulai mengerjakan mosi tidak mengikat yang dimaksudkan untuk membuka jalan bagi pemisahan diri. Dodik sempat mengatakan akan dilaksanakan dengan tenggat waktu yang berakhir pekan lalu.

Rencana tersebut tidak dibatalkan, katanya, hanya ditunda selama enam bulan untuk menghindari terjaidnya kerumitan posisi geopolitik Republika Srpska dalam situasi geopolitik yang kompleks di tengah ketegangan global.

Dodik mengatakan entitas Serbia Bosnia ingin "menjaga netralitas" ketika datang ke Rusia dan Ukraina dan menentang sanksi terhadap Rusia.

Perwakilan Republika Srpska di lembaga-lembaga Bosnia harus memberikan suara menentang pengenaan sanksi terhadap Rusia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA