Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Hongaria Siapkan Wilayahnya untuk Jadi Rute Ekspor Gandum Ukraina

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 21 Juni 2022, 07:24 WIB
Hongaria Siapkan Wilayahnya untuk Jadi Rute Ekspor Gandum Ukraina
Menteri luar negeri Hungaria Peter Szijjarto/Net
rmol news logo Hongaria telah mengusulkan wilayahnya sebagai rute yang memungkinkan untuk ekspor gandum Ukraina. Usulan itu muncul saat ekspor mengalami gangguan parah akibat blokade Rusia terhadap pelabuhan Laut Hitam Ukraina.

Menteri luar negeri Hungaria Peter Szijjarto membuat proposal pada pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa di Luksemburg, Senin (20/6) seperti dilaporkan Euro News.

"Kami telah menawarkan untuk membiarkan wilayah Hongaria memfasilitasi perjalanan pengiriman bahan pangan yang ditujukan ke berbagai belahan dunia dari Ukraina, terutama ke Afrika Utara atau Timur Tengah," kata Szijjarto.

Para menteri luar negeri Uni Eropa bertemu untuk membahas cara-cara membebaskan jutaan ton biji-bijian yang terjebak di Ukraina karena blokade pelabuhan Laut Hitamnya oleh pasukan Rusia.

Uni Eropa mendukung upaya PBB untuk menengahi kesepakatan untuk melanjutkan ekspor dari Ukraina, salah satu pemasok gandum utama dunia.

Lebih dari 20 juta ton biji-bijian terperangkap dalam silo sejak Rusia menginvasi negara itu dan memblokade pelabuhan-pelabuhannya.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah menepis tuduhan Barat bahwa Moskow bertanggung jawab atas kenaikan tajam harga gandum global karena blokade angkatan lautnya.

Dia mengklaim pekan lalu bahwa Rusia siap untuk menjamin transit kapal pengekspor gandum Ukraina melintasi Laut Hitam dan bahwa Ukraina memiliki rute darat alternatif, sesuatu yang menurut para ahli Barat tidak layak.

Turki telah mengatakan akan menjadi tuan rumah pertemuan dengan PBB, Rusia, dan Ukraina untuk mengatur koridor yang aman untuk ekspor biji-bijian, tetapi belum ada komentar dari Moskow.

Ankara mengatakan siap untuk mengambil peran dalam "mekanisme pengamatan" yang berbasis di Istanbul jika ada kesepakatan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA