Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Terpanjang di Dunia, Pipa Nigeria-Maroko Mempromosikan Integrasi Afrika

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 21 Juni 2022, 09:19 WIB
Terpanjang di Dunia, Pipa Nigeria-Maroko Mempromosikan Integrasi Afrika
Pipa Gas Nigeria-Maroko/Net
rmol news logo Pipa Gas Nigeria-Maroko menjadi proyek investasi paling penting yang dapat membantu Afrika menjadi negara yang mandiri.

Selama konferensi peluncuran untuk Forum Investor Asing Afrika (ASIF), yang diadakan di Rabat, Senin (20/6), Menteri Ekonomi dan Keuangan Fouzi Lekjaa menyampaikan pesan dari Raja Maroko yang menyebut proyek tersebut sebagai salah satu yang membantu Afrika mencapai 'kemerdekaannya' untuk enerji dan dengan demikian akan menjadi negara yang mandiri secara finansial.  

“Kami juga dapat menunjukkan upaya yang dilakukan untuk mempercepat integrasi keuangan di benua itu, serta proyek-proyek yang bertujuan untuk menegakkan efisiensi energi benua seperti pipa gas besar yang menghubungkan Maroko dan Nigeria,” kata Lekjaa, seperti dikutip dari Morroco World News.

Pipa Gas Nigeria-Maroko dirancang untuk mengangkut gas alam Nigeria ke 13 negara di Afrika Barat dan Utara. Proyek ini diperkirakan akan membentang sekitar 7.000 km, menjadikannya salah satu jaringan pipa lepas pantai terpanjang di dunia.

Itu juga akan mengekspor gas ke Spanyol dan Eropa melalui Maroko, setelah tiba di kerajaan Afrika Utara.

Proyek ini diresmikan oleh Raja Mohammed VI pada Desember 2016 saat berkunjung ke Abuja, dengan studi kelayakan yang dimulai pada Mei 2017 dan menelan biaya ratusan juta dolar.

Awal bulan ini, pemerintah Nigeria menyetujui kesepakatan antara Nigerian National Petroleum Corporation (NNPC) dan Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) untuk memulai pembangunan pipa.

Pipa tersebut masih dalam tahap perencanaan dan rekayasa, dan biayanya akan ditentukan setelah tahap desain selesai.

Proyek ini telah mendapat dukungan dari beberapa pihak internasional dan para ahli.

Mohamed Bowden, Kepala Pusat Atlas untuk Analisis Indikator Politik dan Kelembagaan, mengatakan proyek ini sangat penting untuk pembangunan antar-Afrika, menambahkan bahwa itu akan mengatasi masalah keamanan energi regional.

Harga energi telah mengalami peningkatan yang stabil saat perang Ukraina berkecamuk, mempengaruhi semua orang mulai dari pemerintah dan perusahaan hingga konsumen akhir.

Hal ini telah memperkuat dorongan menuju kemandirian energi, menjadikan pipa sebagai proyek yang menarik tidak hanya untuk negara-negara Afrika, tetapi juga untuk Eropa karena negara-negara UE sekarang mencari untuk mendiversifikasi sumber energi mereka dan mengakhiri ketergantungan mereka pada Moskow. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA