Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Mantan Kepala Keamanan Polandia Desak NATO Ultimatum Rusia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 21 Juni 2022, 10:25 WIB
Mantan Kepala Keamanan Polandia Desak NATO Ultimatum Rusia
Stanislaw Koziej/Net
rmol news logo Tindakan Rusia yang terus melakukan serangan dekat perbatasan NATO di bagian barat Ukraina membuat mantan kepala Biro Keamanan Nasional Polandia Jenderal Stanislaw Koziej angkat bicara.

Berbicara dalam sebuah wawancara dengan portal web Polandia Onet pekan lalu, Koziej meminta NATO untuk memberikan ultimatum ke Rusia: hentikan serangan rudal di bagian barat Ukraina atau aliansi akan memberlakukan perlindungan anti-rudal atas Ukraina.

Koziej, yang merupakan kepala keamanan nasional Polandia antara 2010 dan 2015, mengatakan bahwa NATO harus melindungi peralatan militer yang dikirim negara-negara Barat ke Ukraina.

"Saat ini pasukan Rusia sedang mencoba untuk menghancurkan senjata dengan rudal jarak jauh yang diluncurkan dari Laut Hitam, atau dengan bantuan penerbangan strategis," katanya, seperti dikutip dari RT, Senin (20/6).

"Ini tidak dapat diterima,” kata Koziej.

Menurutnya, fakta bahwa Rusia tampaknya menggunakan rudal dual-purpose yang mampu membawa hulu ledak nuklir memberi NATO setiap alasan untuk mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko.

“Kami memiliki semua argumen untuk mengambil tindakan pencegahan dan untuk menginformasikan Rusia bahwa jika tidak berhenti menyerang perbatasan kami dengan rudal jarak jauh, maka dari suatu hari kami akan memperkenalkan perlindungan anti-rudal atas Ukraina Barat,” kata Koziej.

Menurut Koziej, hingga saat ini Rusia telah berhasil memeras Barat dengan mengancam potensi penggunaan senjata nuklir. Oleh karena itu, menurutnya, NATO harus siap untuk menembak jatuh rudal Rusia pada jarak yang tepat dari perbatasannya.

“Menurut saya, situasi ini akhirnya harus dibalik atau setidaknya seimbang. Tidak mungkin dalam konfrontasi dua pihak hanya satu yang menakut-nakuti, memasang penghalang, kondisi dan garis merah,” kata mantan kepala Biro Keamanan Nasional.

Sejak peluncuran operasi militer khusus Rusia, Kiev telah meminta NATO dan negara-negara Barat untuk memberlakukan zona larangan terbang atau memberi Ukraina sarana untuk melakukannya sendiri, seperti sistem pertahanan anti-udara dan pesawat tempur.

Permintaan ini, bagaimanapun, tetap tidak terpenuhi karena Barat mengklaim bahwa langkah seperti itu akan menempatkannya dalam konfrontasi langsung dengan Rusia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA