Pada Senin (27/6), Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang mendesak warga di Tokyo dan daerah sekitarnya untuk menghemat listrik, termasuk mematikan lampu yang tidak perlu.
Di samping itu, kementerian memperkirakan permintaan listrik akan melonjak pada siang hari karena penggunaan AC.
"Pemerintah meminta masyarakat untuk mematikan lampu yang tidak perlu selama tiga jam mulai pukul 15.00 waktu Tokyo sambil menggunakan AC dan hydrating dengan benar selama jam-jam panas," bunyi imbauan yang dikutip
BBC.
Sehari sebelumnya, kementerian menyebut kelebihan kapasitas pembangkit listrik diperkirakan akan turun menjadi 3,7 persen pada Senin sore di Tokyo dan sekitarnya.
Otoritas juga telah menyiapkan energi cadangan 3 persen untuk membantu tetap stabil.
Meskipun penyedia listrik bekerja untuk meningkatkan pasokan, kementerian mengatakan situasinya tidak dapat diprediksi karena suhu naik.
Sejak gempa bumi pada Maret lalu, beberapa pembangkit listrik tenaga nuklir di Jepang menangguhkan operasi. Di sisi lain, pemerintah juga telah menutup beberapa pabrik bahan bakar fosil yang menua dalam upaya untuk mengurangi emisi karbon dioksida.
Awal bulan ini, pemerintah Jepang meminta rumah tangga dan perusahaan untuk menghemat listrik sebanyak mungkin selama musim panas dari Juli hingga September.
Selama akhir pekan, kota Isesaki di Jepang, yang terletak 85 kilometer barat laut Tokyo, mencatat suhu tertinggi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: