"Serangan membabi buta terhadap warga sipil tak berdosa merupakan kejahatan perang," kata para pemimpin G7, seperti dikutip dari
Reuters, Senin (27/6), menambahkan bahwa Vladimir Putin harus bertanggung jawab atas kematian warga sipil.
Peristiwa itu semakin menegaskan kembali dukungan para pemimpin G7 untuk Ukraina. Kelompok itu berjanji untuk tidak akan berhenti mendukung sampai invasi berakhir.
Dmytro Lunin, Gubernur wilayah Poltava tengah, menulis di Telegram bahwa 13 orang telah dipastikan tewas akibat serangan itu.
Petugas penyelamat akan terus mencari korban di antara melalui puing-puing yang membara. Sejauh ini, 21 orang telah dibawa ke rumah sakit dan 29 telah diberikan pertolongan pertama di lokasi.
“Ini adalah tindakan terorisme terhadap warga sipil,†katanya, menyoroti bahwa tidak wilayah militer yang menjadi target pasukan Rusia di sekitar itu.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan lebih dari 1.000 orang berada di dalam bangunan ketika serangan itu terjadi.
"Mall terbakar," tulis Zelenskyy di Telegram.
"Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api. Jumlah korban belum bisa diketahui. Rusia tidak punya rasa kemanusiaan," katanya.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dunia semakin mengerikan oleh serangan rudal itu.
Kantor Sekjen PBB Antonio Guterres juga mengatakan serangan terhadap infrastruktur sipil itu benar-benar memprihatinkan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.