Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Rusia: Macetnya Ekspor Gandum Ukraina adalah Kesalahan dari Rezim Kiev Sendiri

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 30 Juni 2022, 06:40 WIB
Rusia: Macetnya Ekspor Gandum Ukraina adalah Kesalahan dari Rezim Kiev Sendiri
Ilustrasi/Net
rmol news logo Rusia siap mengirim puluhan juta ton biji-bijian jika Barat mencabut larangan ekspornya.  Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan pada briefing Rabu (29/6) bahwa Rusia tidak pernah mencegah ekspor gandum dari Ukraina dan malah menyediakan koridor yang aman untuk pengirimannya setiap hari.

Barat harus berhenti memblokir pasokan makanan jika mereka khawatir timbulnya kelaparan dunia.

"Washington, Brussel, dan London-lah yang melakukan segalanya untuk meningkatkan situasi secara artifisial dengan ekspor biji-bijian," ujar Zakharova, seperti dikutip dari Reuters, Rabu.

Ia mengklaim bahwa macetnya ekspor gandum dari Ukraina adalah kesalahan dari rezim Kiev sendiri, yang bertanggung jawab atas ranjau ranjau pelabuhan.

Kemudian, ia  mengkritik perkataan Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock yang menyebut Rusia menggunakan krisis pangan sebagai senjata.

“Lihat saja pernyataan Menteri Luar Negeri Jerman (Annalena Baerbock), yang benar-benar keterlaluan dan tidak dapat diterima dari seorang politisi, negarawan dan hanya orang yang sedikit atau tidak memiliki pengetahuan tentang sejarah negaranya sendiri, Eropa, dan dunia, sebagai keseluruhan. Dia menyatakan bahwa Rusia sengaja menjadi krisis pangan sebagai senjata dan menyandera seluruh dunia. Berani sekali dia berbohong dan sinis," kata Zakharova.

Ia meminta agar Menteri Luar Negeri Jerman itu mengingat lagi bahwa negaranya yang secara historis menggunakan kelaparan sebagai senjata dan menyandera orang, serta menghancurkan penduduk sipil.

Puluhan juta ton biji-bijian Ukraina yang terhambat di pelabuhan utama negara itu telah menjadi agenda internasional dan perdebatan selama lebih dari dua bulan. Beberapa opsi untuk mengeluarkannya, telah diusulkan, dengan Turki sebagai penengah. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA