"Jika Putin adalah seorang perempuan, yang jelas dia bukan, tetapi andaikata, maka saya tidak pikir dia akan memulai invasi dan kekerasan yang gila seperti yang telah dia lakukan," kata Johnson dalam sebuah wawancara pada Selasa (28/6).
Johnson kemudian menyebut invasi Rusia ke Ukraina merupakan contoh sempurna dari "maskulinitas beracun". Bahkan ia mendorong agar lebih banyak perempuan yang berada di posisi penting.
Berbicara selama kunjungan ke Turkmenistan, Putin membantah komentar tersebut, dan bahkan menyindir Johnson.
"Saya ingin menunjukkan peristiwa dalam sejarah modern ketika (mantan perdana menteri Inggris) Margaret Thatcher memutuskan untuk melancarkan serangan terhadap Argentina untuk menguasai Kepulauan Falkland pada tahun 1982," kata Putin.
"Di sana, seorang perempuan memutuskan untuk memulai perang," tambahnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: