Di akhir KTT NATO pada Kamis (30/6), Erdogan memperingatkan bahwa Turki masih dapat memblokir upaya Swedia dan Finlandia untuk bergabung jika keduanya tidak menindaklanjuti kesepakatan dengan Ankara.
"Pertama Swedia dan Finlandia harus melaksanakan tugas mereka dan itu ada dalam (kesepakatan). Tetapi jika tidak, tentu saja tidak mungkin ratifikasi dikirim ke parlemen kami," kata Erdogan, seperti dimuat
AFP.
Berdasarkan aturan NATO, permohonan keanggotaan baru memang harus mendapatkan persetujuan lebih dulu dari semua anggota dan diratifikasi oleh parlemen masing-masing.
"Jika mereka memenuhi tugasnya, kami akan mengirimkannya ke parlemen. Jika mereka tidak dipenuhi, itu tidak mungkin," tegas Erdogan.
Di sela KTT NATO pada Selasa (27/6), Turki menandatangani memorandum berisi 10 poin dengan Swedia dan Finlandia. Menurut pejabat Turki, salah satu poin adalah ekstradisi 33 militan Kurdi dari Swedia dan Finlandia.
Langkah Turki yang akhirnya membuka diri untuk keanggotaan Swedia dan Finlandia disambut baik oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Jow Biden.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: