Pertemuan yang digelar di halaman Universitas Politeknik Kabul pada Jumat (1/7) itu dihadiri oleh lebih dari 3.000 peserta yang semuanya pria.
Dengan tema persatuan nasional, Akhundzada memberikan pidatonya di bawah pengamanan yang ketat, seperti dikutip
The New Arab.
Pada Kamis (30/6), suara tembakan dilaporkan terdengar di dekat lokasi pertemuan. Tetapi Taliban menyebut situasi telah terkendali.
Berbicara dalam pertemuan tersebut, penjabat menteri dalam negeri Sirajuddin Haqqani mengatakan dunia menuntut pemerintah dan pendidikan yang inklusif, dan masalah tersebut membutuhkan waktu.
"Silaturahmi ini adalah tentang kepercayaan, interaksi, kita di sini untuk membuat masa depan kita sesuai dengan Islam dan untuk kepentingan nasional," ujarnya.
Jurubicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan akan menghormati keputusan dalam pertemuan itu, tetapi keputusan akhir tentang pendidikan anak perempuan terserah pada pemimpin tertinggi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: