Begitu setidaknya yang dikatakan oleh Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, yang bahkan menyebut Putin sudah 35 kali menggunakan kata "nuklir" dalam ancamannya.
"Ada analisis yang saya pikir telah dilakukan oleh sebuah think-tank, bahwa mereka mencatat sekitar 35 sebutan (nuklir) atau mungkin sedikit lebih sekarang," kata Johnson dalam sebuah wawancara di sela-sela KTT NATO di Madrid pada Kamis (30/6).
Tidak diketahui lembaga think-tank apa yang dimaksud oleh Johnson.
Newsweek telah meminta Downing Street untuk mengklarifikasi pernyataan tersebut.
Johnson mengatakan Putin berusaha untuk mengalihkan invasinya ke Ukraina menjadi pertarungan dengan NATO. Sehingga walaupun ancaman Putin hanya sekadar gertakan semata, NATO tetap harus bersiap.
"Sangat penting bagi kita untuk tidak membiarkan diri teralihkan oleh keributan semacam ini," ucap Johnson.
"Ini tentang serangannya terhadap negara yang sama sekali tidak bersalah, dengan senjata konvensional, dengan artileri, pemboman dengan pesawat, peluru dan sebagainya dan ini tentang hak Ukraina untuk melindungi diri mereka sendiri," tambahnya.
Segera setelah dimulainya invasi skala penuh ke Ukraina pada 24 Februari, Putin meningkatkan kewaspadaan dengan menempatkan pasukan nuklirnya dalam siaga tinggi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: