Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Upaya Perbaiki Hubungan, PM Australia Anthony Albanese Temui Presiden Macron di Paris

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 02 Juli 2022, 16:49 WIB
Upaya Perbaiki Hubungan, PM Australia Anthony Albanese Temui Presiden Macron di Paris
Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese/Net
rmol news logo Ketegangan antara Australia dan Prancis diharapkan mereda setelah kedua pemimpin bertemu di Paris pada Jumat malam (1/7) waktu setempat.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam rangka kunjungan resmi dan sebagai upaya kedua negara untuk memperbaiki hubungan setelah ketegangan atas kesepakatan kapal selam yang dibatalkan tahun lalu.

Ketegangan dua negara sekutu datang setelah Australia pada 2021 membatalkan kontrak multi-miliar dolar dengan perusahaan Prancis untuk membangun 12 kapal selam bertenaga diesel, dan mendukung AUKUS, pakta pertahanan baru dengan AS dan Inggris.

Langkah Australia itu membuat marah Macron, yang menuduh pemimpin saat itu Scott Morrison berbohong kepadanya. Dia juga secara singkat memanggil duta besar Prancis sebagai bentuk protesnya.

Albanese, yang terpilih pada Mei kemarin, melakukan kunjungan ke ibu kota Prancis setelah menghadiri KTT NATO di Madrid. Bulan lalu, dia setuju untuk membayar Grup Angkatan Laut Prancis sebesar 555 juta euro sebagai kompensasi atas kontrak yang dibatalkan.

"Hubungan Australia dengan Prancis penting. Kepercayaan, rasa hormat, dan kejujuran penting. Begitulah cara saya akan mendekati hubungan kami," kata Albanese dalam sebuah cuitan, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (2/7).

Berdiri berdampingan di luar Istana lysée di Paris, Macron mengatakan Albanese tidak perlu meminta maaf atas nama Australia atas cara Scott Morrison menangani kontrak kapal selam.

Menurut pernyataan bersama dari Istana Elysee, Macron dan Albanese bertemu untuk menegaskan kembali komitmen mereka untuk membangun hubungan bilateral yang lebih dekat dan lebih kuat berdasarkan rasa saling percaya dan menghormati.

Untuk memajukan hubungan bilateral, mereka sepakat untuk menetapkan agenda baru kerja sama berdasarkan tiga pilar: pertahanan dan keamanan; ketahanan dan aksi iklim; dan pendidikan dan kebudayaan.

Dalam pertemuan tersebut kedua pemimpin mengutuk perang Rusia di Ukraina dan konsekuensi negatifnya seperti krisis pangan yang mengancam dunia.

"Australia akan mendukung prakarsa FARM (Misi Ketahanan Pangan dan Pertanian) yang dipimpin Prancis untuk ketahanan pangan di negara-negara yang paling rentan," kata pernyataan itu.

Kedua negara juga memutuskan untuk membentuk hubungan pertahanan baru dan memperkuat kolaborasi kami dan pertukaran kepentingan keamanan bersama, mengeksplorasi inisiatif untuk meningkatkan kerja sama industri pertahanan, dan meningkatkan kerja sama dalam melawan terorisme dan ekstremisme.

“Kami bertekad untuk aktif dalam forum regional dan untuk meningkatkan kerja sama keamanan dengan negara-negara Pasifik, khususnya pada pengawasan maritim dengan badan-badan regional, dan di Samudra Hindia, termasuk dalam kemitraan dengan India,” demikian pernyataan Istana Elysee.  rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA