Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev dalam pertemuannya dengan anggota parlemen lokal di kota Nukus pada Minggu (3/7) tempat kerusuhan hari Jumat menyesalkan peristiwa tersebut.
“Gedung-gedung pemerintah diserang. Sayangnya, ada korban di antara warga sipil dan aparat penegak hukum,†kata Mirziyoyev, seperti dikutip dari
AFP.
Presiden tidak merinci berapa banyak orang yang kehilangan nyawa. Pihak berwenang sebelumnya mengatakan "kelompok kriminal" menghasut protes jalanan dan berusaha untuk merebut kekuasaan di wilayah barat laut Uzbekistan Karakalpakstan.
Keadaan darurat satu bulan mulai berlaku di wilayah itu pada hari Minggu, dengan jam malam ditetapkan dari jam 9 malam hingga jam 7 pagi. Langkah-langkah lain termasuk larangan protes dan "pembatasan kebebasan bergerak".
Demonstrasi dimulai setelah pemerintah mengumumkan rencana untuk mencabut otonomi Karakalpakstan sebagai bagian dari paket amandemen konstitusi. Mirziyoyev, bagaimanapun, berpendapat bahwa reaksi itu dipicu oleh kesalahpahaman.
Mirziyoyev telah berjanji bahwa status Karakalpakstan akan tetap tidak berubah, dan bahwa rancangan akhir amandemen akan dimasukkan ke dalam referendum.
Pada saat yang sama, presiden juga memperingatkan akan melakukan tindakan keras terhadap mereka yang mencoba mengganggu perdamaian, ketenangan, dan keamanan publik.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: