Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tolak Sebutan 'Jika Putin Perempuan', Menlu Inggris: Baik Laki-laki atau Perempuan Bisa Mengambil Langkah yang Mengerikan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 04 Juli 2022, 08:46 WIB
Tolak Sebutan 'Jika Putin Perempuan', Menlu Inggris: Baik Laki-laki atau Perempuan Bisa Mengambil Langkah yang Mengerikan
Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss/Net
rmol news logo Menyebut kampanye militer Rusia di Ukraina sebagai 'maskulinitas beracun' ala Presiden Vladimir Putin, sangat tidak tepat. Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss juga menolak klaim yang dilontarkan Perdana Menteri Boris Johnson bahwa 'jika Putin adalah seorang wanita' maka perilakunya di panggung dunia tidak akan seperti sekarang ini.

"Saya tidak berpura-pura bahwa saya dapat melakukan analisis psikologis tentang dia (Putin)," kata Truss kepada media, menambahkan bahwa klaim tersebut tidak berdampak apa-apa untuk Kyiv.

“Saya juga tidak berpikir itu membantu karena, pada akhirnya, yang perlu kita pastikan adalah bahwa kita memasok Ukraina dengan semua peralatan, semua dukungan politik yang mereka butuhkan untuk memenangkan perang ini,” tegas Truss, seperti dikutip dari RT.

Menurut Truss, ketika seseorang berada di atas panggung politik maka tidak ada lagi perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Baik laki-laki maupun perempuan bisa mengambil langkah yang mengerikan dan jahat.

"Saya pikir baik perempuan maupun laki-laki mampu melakukan tindakan yang mengerikan," kata Truss, menjawab pertanyaan seorang wartawan apakah pemimpin perempuan kurang agresif daripada pemimpin laki-laki.

Johnson baru-baru ini mengomentari keputusan Putin untuk meluncurkan perang di Ukraina. Menurut Johnson, Presiden Rusia tidak akan meluncurkan perang invasi 'macho' tersebut jika dia adalah seorang perempuan. Dia juga menyebut tindakan Rusia di Ukraina sebagai “contoh sempurna dari maskulinitas beracun.”

Putin telah menanggapi klaim Johnson. Ia dengan santai menyinggung kembali bagaimana mantan perdana menteri Inggris Margaret Thatcher memerintahkan angkatan bersenjata untuk memerangi Argentina atas Kepulauan Falkland pada tahun 1982.

“Dia seorang wanita, dan dia memutuskan untuk melancarkan aksi militer,” kata Putin. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA