Alhasil, Gubernur Donetsk, Pavlo Kyrylenko mendesak 350 ribu warganya untuk melarikan diri, demi menghindari serangan bom Rusia yang terus meningkat pada Selasa (5/7).
“Serangan Rusia sangat kacau dan tidak memiliki target spesifik. (Mereka) hanya menghancurkan infrastruktur sipil dan daerah pemukiman,†ujar Kyrylenko, seperti dimuat
Al Jazeera.
Kyrylenko menyebut, target nomor satu Rusia saat ini adalah Kota Sloviansk dan Kramatorsk yang merupakan pusat penyaringan air di Provinsi Donetsk.
"Nasib seluruh negara akan ditentukan oleh wilayah Donetsk, begitu warga sipil dapat dievakuasi, kami bisa lebih berkonsentrasi pada musuh dan melakukan tugas utama kami,†terangnya.
Seruan Kyrylenko agar warganya untuk mengungsi akan menjadi salah satu evakuasi perang terbesar. Sejauh ini, perang di Ukraina sudah membuat lebih dari 7,1 juta orang mengungsi di dalam negeri, dan 4,8 juta lainnya meninggalkan negara tersebut.
“Ketika serangan rudal dan artileri Rusia di daerah pemukiman meningkat, maka akan lebih banyak orang yang akan pergi dari Donetsk,†tambah Kyrylenko.
Sehari sebelum evakuasi massal, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan kemenanganya di Luhansk setelah perang selama berbulan-bulan, di mana kedua belah pihak kehilangan banyak personel.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: