Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pesan Duka Valdimir Putin untuk Ibu dan Istri Shinzo Abe: Kenangan Indah dari Pria Luar Biasa Ini Akan Tetap Hidup

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 09 Juli 2022, 06:58 WIB
Pesan Duka Valdimir Putin untuk Ibu dan Istri Shinzo Abe: Kenangan Indah dari Pria Luar Biasa Ini Akan Tetap Hidup
Kenangan tahun 2016 saat Presiden Rusia Vladimir Putin berbincang dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, di Institut Judo Kodokan, di Tokyo/Net
rmol news logo Rusia menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya mantan perdana menteri Jepang, Shinzo Abe. Pejabat Rusia termasuk Presiden Vladimir Putin, merasa kehilangan.

Putin, yang mengirim ucapan belasungkawa kepada ibu dan istri mendiang Abe, menyebut Abe sebagai sosok yang luar biasa.

"Abe seorang negarawan luar biasa, yang melakukan banyak hal untuk hubungan bertetangga yang baik antara Rusia dan Jepang selama masa jabatannya," kata Putin, seperti dikutip dari RT.

Selama berhubungan dengan Abe, Putin mengaku ia sepenuhnya menghargai kualitas pribadi seorang Abe dan profesionalitasnya.

"Kenangan indah dari pria luar biasa ini akan tetap abadi di hati semua orang yang mengenalnya," kata Putin.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menggambarkan Abe sebagai patriot sejati.

“Dia selalu memperjuangkan kepentingan negaranya, dan lebih suka melakukannya di meja negosiasi. Itulah sebabnya dia menjalin hubungan kerja yang baik dan konstruktif dengan presiden Rusia," kata Peskov.

Kementerian luar negeri Rusia menggambarkan peristiwa penembakan itu sebagai "tindakan teroris" dan meminta pelakunya untuk bertanggung jawab.

Abe ditembak seorang pria saat berpidato untuk kampanye pemilihan di kota Nara, Jepang barat. Ia dilarikan ke rumah sakit dan kondisinya kritis. Tak lama kemudian Abe meninggal dunia.

Pelaku, laki-laki, diringkus di tempat kejadian setelah menembakkan senjatanya dua kali. Dia diidentifikasi oleh polisi sebagai warga kota berusia 41 tahun.

Abe memegang jabatan perdana menteri Jepang dari 2006 hingga 2007 dan kembali menjabat pada 2012 hingga 2020, yang menjadikannya pemimpin terlama dalam sejarah modern negara itu.

Dia kemudian mengundurkan diri karena masalah kesehatan, tetapi tetap menjadi tokoh berpengaruh di Partai Demokrat Liberal yang berkuasa.

Penampilan publik teraakhinya adalah untuk menyampaikan pidato atas nama perwakilan Prefektur Nara, yang sedang mengincar masa jabatan baru dalam pemilihan parlemen mendatang. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA