Gubernur Luhansk Serhiy Haidai bahkan menggambarkan situasi di wilayahnya bagaikan neraka.
"Kami mencoba menahan formasi bersenjata Rusia di sepanjang garis depan," kata Haidai di Telegram pada Sabtu (9/7), yang kemudian dikutip
Al Jazeera.
Haidai menyebut, pasukan Rusia telah memasang 20 serangan artileri, mortir, dan roket dalam semalam yang mengarah ke dekat perbatasan Donetsk.
"Sejauh ini, belum ada jeda operasi yang diumumkan oleh musuh. Mereka masih menyerang dan menembaki tanah kami dengan intensitas yang sama seperti sebelumnya," lanjut Haidai.
Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk telah mengimbau penduduk Luhansk untuk mengungsi sehingga pasukan pendudukan tidak dapat menggunakannya sebagai perisai manusia.
"Anda perlu mencari cara untuk pergi... Akan ada pertarungan besar-besaran. Saya tidak ingin menakut-nakuti siapa pun. Lagipula semua orang mengerti ini," tegas Haidai.
Pekan lalu, Rusia merebut benteng besar terakhir perlawanan Ukraina di Luhansk, kota Lysychansk.
Para analis telah memperkirakan bahwa pasukan Moskow kemungkinan akan mengambil “jeda operasi" untuk mempersenjatai kembali dan menyusun kembali pasukannya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: