Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ukraina Kritik Kanada Setelah Kembalikan Turbin untuk Pipa Gas Rusia-Jerman

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Senin, 11 Juli 2022, 15:52 WIB
Ukraina Kritik Kanada Setelah Kembalikan Turbin untuk Pipa Gas Rusia-Jerman
Pipa di fasilitas pendaratan pipa gas Nord Stream 1/Net
rmol news logo Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Energi Ukraina menyampaikan kekecewaan mendalam terhadap keputusan Kanada untuk mengembalikan turbin dari pipa gas alam Rusia ke Jerman.

Pemerintah Ukraina meminta Kanada untuk memikirkan kembali keputusannya karena dikhawatirkan akan semakin mempertajam perselisihan di tengah konflik Rusia-Ukraina.

"Preseden berbahaya ini melanggar solidaritas internasional, bertentangan dengan prinsip supremasi hukum dan hanya akan memiliki satu konsekuensi: itu akan memperkuat rasa impunitas Moskow," ungkapnya.

Pada Juni lalu, Siemens Energy mengatakan, sanksi Kanada yang dikenakan pada Rusia atas invasinya ke Ukraina mengakibatkan perusahaan tidak dapat mengembalikan turbin ke negara itu.

Namun, Menteri Layanan Alam Kanada Jonathan Wilkinson mengumumkan di media sosial pada Sabtu (9/7) bahwa turbin dari pipa Nord Stream 1 yang memasok gas alam dari Rusia ke Jerman telah dikirim ke Montreal untuk perbaikan dan dijadwalkan untuk dikembalikan.

"Pemerintah berencana untuk mengembalikan enam turbin. Pengiriman diperlukan agar Eropa dapat mengakses energi yang andal dan terjangkau ketika mencoba untuk beralih dari ketergantungan pada minyak dan gas Rusia," ungkap Wilkinson, seperti dikutip dari Reuters.

Sebagai gantinya, Menteri Luar Negeri Melanie Joly mengumumkan bahwa Kanada berencana untuk menerapkan serangkaian sanksi baru yang menargetkan transportasi darat dan pipa serta sektor manufaktur Rusia.

Jerman, yang merupakan negara dengan ekonomi terbesar di Eropa, bulan lalu menyatakan bahwa mereka mengalami krisis karena keputusan Rusia untuk memotong jumlah gas yang mengalir melalui pipa Nord Stream 1 sebesar 60 persen. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA