Pada Rabu (13/7), Presiden Gotabaya Rajapaksa telah meninggalkan Sri Lanka menggunakan pesawat militer menuju Maladewa.
Ketua Parlemen mengaku belum menerima surat pengunduran diri Rajapaksa. Namun konstitusi Wickremesinghe ditetapkan sebagai penjabat presiden sementara karena Rajapaksa berada di luar negeri.
Beberapa jam setelahnya, ribuan pengunjuk rasa menyerbu kantor PM.
"Ranil go home!" kemudian menggema di kantor PM.
Militer dengan jumlah besar sempat dikerahkan untuk menghalau demonstran masuk. Namun tetap gagal, meskipun telah menggunakan gas air mata untuk membubarkan pendemo.
"Kami ingin Ranil turun," tegas seorang pengunjuk rasa berusia 30-an bernama S. Shashidharan.
"Tangkap semua yang membantu Gota kabur. Kami ingin uang kami yang dicuri kembali," tambahnya, seperti dimuat
Reuters.
Menurut
ANI News, Wickremesinghe dijadwalkan dilantik pada 13 Juli sebagai presiden sementara sampai presiden baru dipilih oleh parlemen pada 20 Juli, dan pencalonan presiden akan diumumkan pada 19 Juli.
Kendati begitu, rencana tersebut tidak dapat terlaksana karena warga menginginkan Wickremesinghe turun dan menyebutnya sebagai perdana meteri yang gagal.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: