"Dalam beberapa hari terakhir, menjadi jelas bahwa tidak akan ada cukup gas untuk musim panas di beberapa bagian Eropa," kata Gulyas, seperti dikutip dari
Euro News.
Perang yang berkepanjangan di Ukraina dan sanksi yang dijatuhkan pada Rusia oleh Uni Eropa telah menyebabkan peningkatan dramatis dalam harga energi di seluruh Eropa, menyebabkan krisis energi di sebagian besar benua, kata Gulyas.
Demi melindungi keluarga Hongaria dan pasokan energi ekonomi, pemerintah telah mengikuti contoh beberapa negara Eropa lainnya dan telah menyatakan keadaan darurat energi. Hongaria juga akan menerapkan langkah-langkah untuk mengatasi krisis ini yang mencakup pembatasan harga gas dan listrik ke tingkat konsumsi rata-rata mulai 1 Agustus mendatang.
Gulyas menekankan bahwa langkah-langkah tersebut akan memastikan bahwa negara tersebut memiliki energi yang cukup di musim dingin dan bahwa skema untuk membatasi tagihan listrik dapat tetap berlaku.
Gulyás juga merinci tujuh poin rencana pemerintah untuk mengatasi krisis energi, di antaranya memberlakukan larangan ekspor kayu bakar dan meningkatkan penambangan batubara sebanyak mungkin. Pembangkit listrik Mátra berbahan bakar batu bara juga akan dihidupkan kembali sesegera mungkin.
Hongaria sangat bergantung pada bahan bakar fosil dari Rusia, dan tahun lalu menandatangani perjanjian 15 tahun dengan raksasa energi Gazprom untuk pembelian gas alam. Hungaria mendapat sekitar 65 persen minyak dan 85 persen gas dari Rusia.
Perdana menteri Hungaria telah menentang proposal Uni Eropa untuk menargetkan ekspor minyak Rusia dengan sanksi, dengan alasan bahwa tindakan tersebut akan melumpuhkan ekonomi negaranya .
Blok tersebut kemudian mengakui untuk sementara mengizinkan impor minyak dari pipa Druzhba Rusia ke negara-negara tertentu yang terkurung daratan.
Menteri Luar Negeri Hongaria Péter Szijjarto pada Rabu (13/7) juga mengumumkan bahwa Hongaria akan berusaha untuk membeli tambahan 700 juta meter kubik gas dari negara lain.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: