Namun, setelah pengunduran diri itu, ada ketidakpastiaan tentang bagaimana masa depan Sri Lanka, apakah ini semua akan menciptakan kekosongan kekuasaan sehingga menyebabkan lebih banyak kekacauan, atau akan membuka jalan baru yang baik bagi Sri Lanka bersama dengan Presiden terpilih?
Persaingan untuk kursi Presiden dikabarkan semakin memanas, setidaknya sudah ada empat kandidat yang akan maju pada 20 juli mendatang.
Di antara empat kandidat tersebut, Ranil Wickremesinghe yang saat ini masih menjabat sebagai Perdana Menteri juga turut mencalonkan diri.
Dikutip dari
News18, Wickremesinghe telah berkampanye untuk dijadikan pilihan yang tepat, karena menurutnya yang paling memiliki pemahaman yang baik tentang kondisi Sri Lanka dan bisa menyelamatkan negara dari krisis saat ini adalah dirinya sendiri.
Mantan kepala Angkatan Darat Field Marshal Sarath Fonseka yang sangat terkenal di Sri Lanka juga siap mencalonkan diri atas undangan dari Sri Lanka Podujana Peramuna (SLPP), setelah sebelumnya pada 2010, ia juga sempat mencalonkan diri melawan Mahinda Rajapaksa, namun terhenti karena ia mengalami kekalahan. Setelah kekalahannya ini, Mahinda pernah menahannya sebagai tahanan politik atas tuduhan korupsi terkait pengadaan militer dan makar.
Pesaing lainnya adalah Sajith Premadasa, putra dari mantan presiden Ranasinghe Premadasa, yang merupakan Pemimpin Oposisi di Sri Lanka. Dikabarkan partainya ini memiliki 50 anggota di parlemen, setidaknya Sajith hanya akan membutuhkan tambahan suara sekitar 113 untuk bisa menduduki jabatan Presiden tersebut.
Pemimpin sayap kiri Sri Lanka Janatha Vimukthi Peramuna(JVP) atau Front Pembebasan Rakyat, Dissanayake Mudiyanselage Anura Kumara juga ikut serta menawarkan opsi partainya sebagai pilihan alternatif terbaik.
Dissanayake dikenal sebagai politisi muda yang berapi-api, yang telah turut serta mengambil alih Rajapaksa. Ia memulai pidato yang kuat dan persuasif tentang kemampuannya yang bisa memulihkan ekonomi Sri Lanka dalam kurun waktu enam bulan.
Atas pidatonya tersebut, Wickremesinghe menyerangnya dengan mengatakan bahwa ia siap mundur jika Dissanayake dapat melakukan seperti yang dijanjikan.
Di antara empat kandidat tersebut, Wickremesinghe dan Fonseka disebut-sebut menduduki suara terbanyak sebagai calon presiden.
“Sampai sekarang, dia (Ranil Wickremesinghe) adalah penjabat presiden dan setiap keputusan yang dia buat sangat penting bagi rakyat Sri Lanka. Pertanyaannya adalah apakah dia akan mampu menjadi presiden yang efektif dan memulihkan ekonomi Sri Lanka,†kata seorang pemimpin UNP yang tidak mau disebutkan namanya.
Para pengamat politik, berharap agar tiap calon merencanakan dengan solid solusi untuk menghadapi kekacauan di Sri Lanka. Presiden dan PM yang akan terpilih nanti, keduanya akan dihadapkan pada tugas besar yang tidak mudah untuk kembali membangun Sri Lanka mengatasi kekurangan makanan, bahan bakar dan pasokan medis, mengurangi batas inflasi hingga 55% dan yang paling penting adalah menghidupkan kembali ekonomi dan mengurangi utang.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: