Seperti dikutip dari Reuters, keputusan tersebut menimbulkan keraguan akan keterlibatan mereka dalam dialog nasional yang akan digelar pada Agutus mendatang sebagai awal dari rangkaian Pemilu yang ditunggu-tunggu.
Dalam sebuah pernyataan bersama, gabungan kelompok pemberontak Chad menuduh perwakilan pemerintah sementara telah menciptakan suasana buruk pada upaya negosiasi dengan mengumumkan tanggal resmi dialog nasional tanpa konsultasi apapun.
"Kami mencatat dengan penyesalan bahwa negosiasi tidak membuat kemajuan apa pun," tegasnya.
Pihak Chad pada hari Kamis (13/7) secara sepihak mengumumkan tanggal dialog nasional yang akan dilangsungkan pada 20 Agustus.
Deby mendeklarasikan dirinya sebagai kepala Dewan Militer Transisi pada April 2021 setelah ayahnya, penguasa lama Chad, Idriss Deby, tewas saat mengunjungi pasukan yang memerangi pemberontakan di utara.
Awalnya pihak dewan akan mengawasi masa transisi selama 18 bulan ke pemerintahan demokratis. Namun hingga kini, tidak ada tanda penyelenggaraan pemilu apapun padahal tenggat waktu itu semakin dekat.
Tekanan mulai tumbuh dari kelompok oposisi di Chad dan mitra bilateral untuk mendukung disegerakannya proses transisi. Chad adalah sekutu Prancis dan negara-negara Barat lainnya dalam perang melawan militan Islam di wilayah Sahel Afrika.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: