Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dituding Bersekutu dengan Rusia, China Ibaratkan AS Seperti Polisi Dunia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 20 Juli 2022, 15:33 WIB
Dituding Bersekutu dengan Rusia, China Ibaratkan AS Seperti Polisi Dunia
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian/Net
rmol news logo China kembali mengarahkan jari telunjuknya dan menuding Amerika Serikat sebagai biang keladi krisis global dan memicu konflik di Ukraina.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan kepada wartawan pada konferensi pers reguler Selasa (19/7) bahwa sudah semestinya  Washington berhenti berperan menjadi "polisi dunia" dan bekerja untuk menciptakan kondisi untuk pembicaraan damai sebagai gantinya.

Komentar Zhao datang setelah dimintai pendapat mengenai pernyataan baru-baru ini yang disampaikan juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price, yang sekali lagi mengancam bahwa China harus membayar biaya yang sangat mahal jika berani membantu Moskow menghindari sanksi Barat.

"Price terdengar seolah-olah AS adalah polisi dunia,” kata Zhao, seperti dikutip dari Xinhua, Rabu (20/7).

"China mengambil sikap yang objektif dan adil dan berdiri di sisi perdamaian dan keadilan ketika datang ke Ukraina," ujarnya.

Zhao berpendapat, sebagai pihak yang memulai krisis Ukraina dan faktor terbesar yang memicunya, Amerika perlu merenungkan secara mendalam tindakannya yang salah dalam memberikan tekanan ekstrem dan mengobarkan api pada masalah Ukraina.

“Kami dengan tegas menentang kecurigaan, ancaman, dan tekanan yang tidak beralasan yang menargetkan China. Kami juga dengan tegas menentang sanksi ilegal sepihak dan yurisdiksi jangka panjang tanpa dasar hukum internasional,” kata Zhao.

"Washington perlu berhenti memainkan konfrontasi blok dan menciptakan Perang Dingin baru dengan mengambil keuntungan dari situasi tersebut,” tambah Zhao.

Ia kemudian mendesak AS untuk memfasilitasi penyelesaian krisis yang tepat dengan cara yang bertanggung jawab serta menciptakan lingkungan dan kondisi yang dibutuhkan untuk pembicaraan damai antara pihak-pihak terkait.

Ini bukan pertama kalinya China mendorong kembali tekanan AS untuk memihak Barat melawan Rusia dalam masalah Ukraina.

Bulan lalu, rekan Zhao Wang Wenbin juga mencela Washington karena memicu konflik dan ingin "berjuang sampai Ukraina terakhir" sementara Beijing menginginkan perdamaian yang dinegosiasikan.

Pada konferensi pers hari Selasa, Zhao juga menolak tuduhan AS bahwa China berkontribusi terhadap kekurangan pangan di Afrika, dengan menuding Washington.

“Cukup jelas bagi dunia siapa sebenarnya penyebab krisis pangan global ini,” katanya.

“Kami berharap AS akan secara serius merenungkan perannya yang buruk dalam krisis pangan global dan berhenti mencoreng dan membuat tuduhan tak berdasar terhadap China," katanya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA