Percakapan itu terjadi setelah Presiden AS Joe Biden mengunjungi Arab Saudi pekan lalu. Baik AS maupun Rusia, sama-sama memiliki kepentingan terhadap kerajaan Saudi khususnya di tengah perang Rusia-Ukraina yang mengguncang pasar energi global.
Seperti dikutip dari
Reutres, OPEC+ yang terdiri dari negara anggota pengekspor minyak dengan negara produsen pada 2 Juni lalu sepakat untuk menaikkan produksinya ke tingkat yang lebih besar.
Suadi ingin mempertahankan Rusia untuk meningkatkan pengaruhnya di pasar minyak. Sementara Rusia memperoleh keuntungan dengan masuk keanggotaan OPEC+ untuk pertahanan saat Barat mencoba menjatuhkan ekonominya dengan sanksi perang.
"Tercatat dengan kepuasan bahwa negara-negara yang berpartisipasi dalam format ini secara konsisten memenuhi kewajiban mereka untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas yang diperlukan di pasar energi global," ungkap Kremlin.
Biden mengakhiri perjalanannya ke Timur Tengah tanpa keputusan apa. Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud mengatakan minyak tidak dibahas pada pertemuan puncak AS-Arab pada hari Sabtu, dan OPEC+ akan terus menilai kondisi pasar dan melakukan apa yang diperlukan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: