Hal itu disimpulkan oleh kelompok hak asasi Policy Research Group (POREG), seperti dimuat
India Times, Jumat (22/7).
POREG menyoroti dokumen 40 halaman yang dirilis pemerintah China pada 2021 dengan judul "Tibet since 1951: Liberation, Development".
Dokumen tersebut berisi berbagai pembangunan yang dilakukan oleh Beijing di Tibet, seperti bendungan dan berbagai infrastruktur.
Namun POREG menilai, pembangunan tersebut dilakukan tanpa mempertimbangkan faktor lingkungan dan kerusakannya yang dirasakan oleh masyarakat Tibet.
Contohnya pembangunan energi bersih yang dilakukan oleh China justru tidak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Tibet sendiri. Energi tersebut justru digunakan untuk listrik dan pabrik-pabrik di China.
Pada akhirnya, Tibet hanya dijadikan sebagai zona pembuangan oleh China. Pembangunan bendungan besar-besaran oleh China justru membuat sungai-sungai di Tibet kekeringan.
Aktivitas pertambangan memicu polusi. Sungai-sungai di sekitar pertambangan tercemar dan tidak dapat dimanfaatkan.
Menurut PEROG, pembangunan yang dilakukan oleh China membuat gletser di Tibet mencair, banjir terjadi, dan banyak lahan hijau yang hilang.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: