Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pelanggaran Informasi dan Kobocoran Data, Huawei Semakin Tak Dipercaya Negara-negara di Seluruh Dunia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Rabu, 27 Juli 2022, 09:02 WIB
Pelanggaran Informasi dan Kobocoran Data, Huawei Semakin Tak Dipercaya Negara-negara di Seluruh Dunia
Ilustrasi/Net
rmol news logo Raksasa telekomunikasi China, Huawei belakangan menjadi pusat perhatian karena mulai mengembangkan teknologi baru 5G. Sayangnya, negara-negara di seluruh dunia telah kehilangan kepercayaan dan menjadi waspada atas ancaman keamanan yang ditimbulkan.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Seperti dikutip dari The HK Post, Huawei dan perusahan China yang berkaitan telah banyak terlibat dalam pelanggaran informasi, kebocoran data, penyusupan perangkat lunak dan penyebaran data lokasi secara tersembunyi.

Australia adalah negara pertama di dunia yang melarang Huawei untuk membangun jaringan 5G pada tahun 2018 karena alasan keamanan. Kebijakan ini dilatarbelakangi oleh terungkapnya pelanggaran informasi dan kebocoran data pada 2012 setelah Australia melakukan pelacakan kembali pada perangkat Huawei.

Tak hanya Australia, di tahun yang sama ditemukan pelanggaran serupa terjadi di Amerika Serikat (AS) dan Uni Afrika telah disusupi melalui peralatan Huawei yang terpasang di negara mereka.

"Sepanjang tahun 2012 hingga 2017, markas besar Uni Afrika di Addis Ababa telah menjadi korban penyaluran informasi ke server di Hong Kong dan Shanghai. Maka tidak heran jika Huawei dibiayai dan didukung oleh pemerintah Cina," kata pihak berwenang seperti dikutip ANI News pada Rabu (27/7).

Laporan The HK Post menyarankan agar negara-negara yang bekerja sama dengan China menyadari bahwa dibalik perbuatan baik yang ditawarkan selalu ada maksud lain yang dibelakangnya.

"Dengan keunggulan Huawei dalam mengembangkan dan memfasilitasi jaringan 5G, China siap untuk mendapatkan akses ke semua informasi dari jaringan atau negara mana pun yang dipilihnya," ungkap laporan tersebut.

Setelah menyiapkan 5G untuk lebih dari 50 negara, ancaman Huawei tidak hanya terbatas pada negara tuan rumah tetapi meluas ke negara mana pun yang terhubung dengannya.

Kehadiran perangkat Huawei di jaringan suatu negara merupakan salah satu ancaman terbesar bagi pertukaran informasi rahasia antar negara, karena dikhawatirkan terjadi pencurian data oleh China.

Semua insiden keamanan selama bertahun-tahun merupakan fakta bahwa Huawei merupakan perpanjangan tangan dari mekanisme pengumpulan data intelijen China yang dilakuka secara terbuka maupun tersembunyi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA