Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Italia Berikan Tunjangan untuk Buruh Migran Termasuk Pekerja Rumah Tangga

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 29 Juli 2022, 10:42 WIB
Italia Berikan Tunjangan untuk Buruh Migran Termasuk Pekerja Rumah Tangga
Ilustrasi/Net
rmol news logo Pemerintah Italia telah mengesahkan undang-undang untuk memberikan tunjangan kepada pekerja, termasuk pekerjaan musiman, sebesar 200 euro.

Komisi Eropa dalam pernyataannya pada Kamis (28/7) mengatakan bahwa pekerja migran yang bekerja di Italia sebelum 1 Juli 2022 juga berhak mendapatkan bonus.  

“Undang-undang DL 50/2022 memungkinkan pekerja migran untuk mengajukan bonus, selama mereka tinggal di Italia sebelum 1 Juli 2022, dan semua persyaratan pendapatan terpenuhi,” isi pernyataan Komisi seperti dikutip dari situs Schengen Visa Info.

Data yang diberikan oleh Institut Jaminan Sosial Nasional Italia (INPS) menunjukkan bahwa mayoritas pekerja di sektor domestik adalah orang asing. Maka, dengan adanya undang-undnag tersebut, bisa jadi akan mempengaruhi warga negara ketiga.

INPS mencatat sekitar 961.358 pekerja rumah tangga pada tahun 2021, meningkat 1,9 persen dibandingkan tahun 2020. Selain itu, pekerja asing mencapai 70 persen dari total, di mana jumlah mereka meningkat 3,2 persen pada tahun lalu.

“Berbeda dengan kategori lainnya, PRT bisa mengajukan bonus langsung di portal INPS paling lambat 30 September 2022,” bunyi pernyataan tersebut.

Selain Italia, negara lain yang menjadi sasaran warga negara non-Uni Eropa untuk mencari pekerjaan adalah Jerman. Jumlahnya telah mengingkat selama beberapa tahun terakhir.

Kantor Statistik Federal Jerman mengungkapkan ada lebih dari 295.000 orang pada akhir tahun 2021, yang memiliki izin tinggal sementara untuk tujuan pekerjaan, terdaftar di Central Register of Foreigners

Swiss sendiri menyambut baik imigran pekerja karena hal ini membantu negara itu dalam menghadapi kekurangan tenaga kerja di berbagai sektor.

Pihak berwenang juga menjelaskan bahwa Swiss memiliki kebutuhan terbesar akan pekerja TI, mengingat permintaan telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir karena digitalisasi yang berkelanjutan.

Menurut survei, negara-negara Uni Eropa seperti Slovakia, Bulgaria, dan Rumania tidak banyak memiliki pekerja imigran, bahkan bisa disebut nol. Sementara negara-negara Eropa Barat seperti Italia, Belgia, Swedia, dan Austria, memiliki 20 persen pekerja migran.

Meskipun para migran memutuskan untuk mencari pekerjaan di luar negeri sambil berjuang untuk kehidupan yang lebih baik, laporan terbaru oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengungkapkan bahwa para pengungsi dan migran lainnya menerima standar perawatan kesehatan yang lebih rendah daripada penduduk asli. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA