Menurut laporan dari pihak berwenang, para migran tanpa dokumen ditemukan pada Rabu malam (27/7). Di antara 98 migran, beberapa di antaranya merupakan anak-anak.
Tidak diketahui negara asal atau kewarganegaraan dari para migran tersebut.
"Situasi mengindikasikan bahwa mereka ditinggalkan oleh pengemudi," kata sebuah laporan polisi, seperti dikutip dari
TRT World.
Saksi mata menyebut sekitar 100 orang lainnya dikabarkan telah melarikan diri. Sementara 12 orang dilaporkan telah dibawa ke rumah sakit karena mengalami gejala sesak napas dan memar akibat berdesakan di dalam truk yang terkunci tersebut.
Penyelundupan manusia sering terjadi di Meksiko, dengan menggunakan kendaraan truk, perahu, dan lain-lain. Namun mengangkut para migran dengan truk yang penuh sesak merupakan metode penyelundupan migran yang paling berbahaya dan sering memakan korban jiwa.
Pada Juni lalu, hal serupa pernah terjadi di AS, dengan lebih dari 50 migran meninggal setelah ditinggalkan oleh supir di dalam truk traktor-trailer yang panas di San Antonio, Texas.
Sementara pada Desember tahun lalu, 56 migran dari Amerika Tengah yang akan menuju AS tewas dan puluhan lainnya terluka ketika truk yang mereka tumpangi terbalik di Meksiko selatan.
Data dari Organisasi Internasional untuk Migrasi mencatat sejak 2014, sekitar 6.430 migran telah meninggal atau hilang dalam perjalanan menuju ke AS. Dari jumlah tersebut, 850 korban tewas mengalami kecelakaan kendaraan karena transportasi yang berbahaya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: