Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pemimpin Kelompok Teror Anti-Iran Mengaku Menerima Dukungan dari Swedia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 01 Agustus 2022, 06:04 WIB
Pemimpin Kelompok Teror Anti-Iran Mengaku Menerima Dukungan dari Swedia
Farajollah Chaab/Net
rmol news logo Dugaan bahwa Swedia menjadi pendukung para teroris semakin menguat dengan munculnya pengakuan mengejutkan dari pemimpin kelompok teroris dan kelompok separatis Harakat al-Nazal.

Dalam persidangannya pada Minggu (31/7), Farajollah Chaab yang dijuluki sebagai Habib Asyoud, mengaku telah menerima dukungan dari Stockholm dan badan intelijen Swedia.

Dia juga mengaku bertanggung jawab atas serangan teroris di Ahvaz, Provinsi Khuzestan, barat daya Iran, pada 22 September 2018.  

Hakim Iman Afshari bertanya kepada Chaab selama persidangan, apakah dia mengaku sebagai warga negara Swedia dan telah menerima dukungan dari pemerintah negara itu dan pejabat intelijen.

Chaab menyatakan bahwa dia adalah "penduduk dan warga negara Swedia" dan bahwa pemerintah Swedia dan pejabat intelijennya memberikan dukungan.

"Mereka memberi saya sebuah perangkat sehingga saya bisa menekan tombolnya ketika saya merasa bahaya, dan itu akan memperingatkan agen keamanan pemerintah Swedia, dan mereka akan menyelamatkan saya di mana pun saya berada," ujar Chaab di pengadilan, seperti dikutip dari IRNA.

Chaab ditangkap di Polandia pada 2019 saat menghadiri konferensi kelompok teroris. Namun, pemerintah Swedia turun tangan mengupayakan pembebasannya dan pemerintah AS juga mulai melobi. Chaab kembali ke Swedia dengan penerbangan khusus dan  melanjutkan kegiatan terorisnya.   

Chaab kembali ditangkap pada November 2020 di balik serangkaian “tindakan khusus dan gabungan” oleh pasukan intelijen Iran. Pada pertengahan Januari, dia muncul di pengadilan di Teheran untuk pertama kalinya sejak penangkapannya.

Pengacara dari keluarga korban serangan yang dilakukan chaab, menyatakan bahwa Chaab bertanggung jawab atas pembunuhan orang tak berdosa dan menyebabkan kerusakan material pada properti publik di Khuzestan dengan menggunakan bom, granat, dan senapan Klashnikov. Atas kejahatan itu, Chaab dituntut hukuman mati.

Dalam persidangan, perwakilan kejaksaan mengatakan bahwa Swedia telah menjadi tempat yang aman bagi unsur-unsur kelompok teroris.

"Chaab adalah warga negara Swedia dan telah menerima dukungan dari pemerintah Swedia sementara dia mendapat peringatan merah dan berada di bawah tuntutan organisasi internasional," ujar perwakilan kejaksaan.

Jaksa membeberkan bukti-bukti yang mengungkapkan plot Arab Saudi untuk menghancurkan Iran.

Perwakilan jaksa Amin Vaziri mengatakan Chaab telah mengakui bahwa dinas intelijen Saudi mendorong untuk menyatukan semua gerakan teroris dan separatis di bawah satu organisasi payung untuk melawan Iran setelah pembentukan gerakan Kebangkitan Islam.

Dia menambahkan bahwa dinas intelijen Saudi juga telah meluncurkan beberapa saluran satelit dengan tujuan memfasilitasi pemisahan Iran.

Chabb di depan sidang mengakui bahwa Arab Saudi telah mendanai kelompok teroris dengan tujuan akhir menyebarkan ideologi Takfiri di Iran, kata Vaziri.

Perwakilan jaksa mencatat bahwa terdakwa telah membentuk kelompok teroris untuk melakukan aksi teror di Iran dan bekerja sama dengan kelompok teror anti-Iran, termasuk PJAK dan Jaish ul-Adl.

Selama sesi ketiga persidangan pada awal Februari, perwakilan jaksa juga telah memberikan bukti yang menunjukkan sponsor Saudi dan Israel untuk kelompok separatis.

Pada September 2018, apa yang disebut Gerakan Perjuangan Arab untuk Pembebasan kelompok teroris Ahvaz (SMLA) mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap parade militer di Ahvaz yang menewaskan 25 orang, termasuk anggota Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran dan warga sipil. pengamat, dan melukai 70 lainnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA